ARMADA Pelayaran Indonesia sudah mampu mengalahkan armada Jepang di jalur Jakarta-Tokyo. Tapi, belum lama ini, kementerian transportasi Jepang memprotes kekalahan itu. ArmadaJepang dirugikan, karena barang-barang proyek pemerintah Indonesla yang dibeli dengan pinjaman dari Jepang harus diangkut armada nasional Indonesia Selain itu, armada Djasagetrikal (Djakarta Lloyd, Samudera Indonesia, Gesuri, Trikora, Karana, dan Admiral Lines) mengangkut muatan lebih dari jatah yang disepakati. Menurut kesepakatan, tiap-tiap armada hanya boleh mengangkut 43% muatan, baik dari Jepang maupun Indonesia, dan sisanya untuk armada negara lain. "Kelebihan jatah 'kan cuma sekitar 0,1% per bulan - dan bisa turun pada bulan-bulan nanti. Kesepakatan 43% itu berlaku tahunan," kata Purnama Winangun, pimpinan harian Djasagetrikal. Angkutan utama dari Indonesia adalah kayu dan kayu lapis, sedangkan dari Jepang terutama besi, mesin-mesin, dan onderdil kendaraan yang masih boleh diimpor. Tarif angkutan juga telah ditetapkan standarnya. Tapi, menurut Purnama, tarif bisa saja ditekan 10%-15% untuk menuniang kebijaksanaan penggalakan ekspor. Pekan lalu, di Tokyo, dirut Trikora Lloyd, Boedihardjo Sastrohadiwirjo, Juga menawarkan kemungkinan tarlf yang lebih ringan untuk komoditi kayu lapis Indonesia, guna menunjang daya saing produksi Indonesla di Jepang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini