Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Ingin Setop Impor, Mentan Amran Sulaiman: Swasembada Beras itu Semudah Membalikkan Telapak Tangan

Usai dilantik kembali menjadi Menteri Pertanian, Amran Sulaiman berencana menekan impor beras hingga 0 persen.

25 Oktober 2023 | 13.39 WIB

Andi Amran Sulaiman saat dilantik menjadi Menteri Pertanian untuk Sisa Masa Jabatan 2019-2024 oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Rabu 25 Oktober 2023. Amran akan mengisi kursi Menteri Pertanian setelah Syahrul Yasin Limpo (SYL) terjerat kasus di KPK. Amran merupakan eks Mentan periode 2014-2019. TEMPO/Subekti.
Perbesar
Andi Amran Sulaiman saat dilantik menjadi Menteri Pertanian untuk Sisa Masa Jabatan 2019-2024 oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Rabu 25 Oktober 2023. Amran akan mengisi kursi Menteri Pertanian setelah Syahrul Yasin Limpo (SYL) terjerat kasus di KPK. Amran merupakan eks Mentan periode 2014-2019. TEMPO/Subekti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Usai dilantik kembali menjadi Menteri Pertanian, Amran Sulaiman berencana menekan impor beras hingga 0 persen. Ia mengaku diberi pesan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menggenjot produksi padi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Bahkan, ia optimistis Indonesia dapat melakukan swasembada beras. "Insya Allah masuk swasembada kembali. Bisa. Percaya, deh. Ini semudah membalikkan telapak tangan," ujar Amran saat ditemui di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan pada Rabu, 25 Oktober 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seperti diketahui, Amran sebelumnya sempat menjabat sebagai Menteri Pertanian pada periode 2014-2019. Amran kini kembali menduduki posisi ini menggantikan Syahrul Yasin Limpo yang terjerat kasus dugaan korupsi dan gratifikasi. 

Amran mengklaim Indonesia sudah pernah swasembada beras 3-4 tahun berturut-turut pada era kepemimpinan Jokowi. Karena itu, dia meyakini Indonesia bisa menghentikan impor beras, bahkan untuk komoditas lainnya seperti jagung dan bawang merah. 

Ihwal impor beras sebanyak 3,15 juta ton yang sedang berlangsung tahun ini, Amran mengatakan akan berupaya menekan kebijakan itu. "Kami akan menekan dulu ke titik 0," ujarnya.

Sebagai informasi, saat Amran menjabat sebagai Menteri Pertanian pada 2018, impor beras melonjak tajam. Pada 2018, impor beras tercatat 2,2 juta ton dari tahun sebelumnya 305 ribu ton. Kenaikan volume impor beras itu terjadi menjelang Pemilu 2019. Peristiwa tersebut pun menimbulkan pertanyaan ihwal program kemandirian pangan pemerintah. 

Selain masalah impor beras, angka impor gula pada era kepemimpinan Amran juga menyentuh 4,6 juta ton dengan nilai US$ 1,7 juta. Angka itu juga dinilai sebagai angka yang sangat besar dibandingkan kebutuhan di dalam negeri. 

Riani Sanusi Putri

Lulusan Antropologi Sosial Universitas Indonesia. Menekuni isu-isu pangan, industri, lingkungan, dan energi di desk ekonomi bisnis Tempo. Menjadi fellow Pulitzer Center Reinforest Journalism Fund Southeast Asia sejak 2023.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus