Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Vivo Energy Indonesia, perusahaan sektor hilir minyak dan gas bumi, kini masuk ke pasar pompa bensin dalam negeri. Untuk menembus pasar domestik, perusahaan bahkan menjual pasar bensin beroktan 88 yang saat ini hanya dijual PT Pertamina (Persero). Strategi penjualan yang belum pernah dijajal perusahaan lainnya seperti Total dan Shell.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PT Vivo Energi Indonesia merupakan anak usaha Vitol Group yang berbasis di Swiss. Perusahaan yang dibentuk di Rotterdam pada 1966 ini, merupakan pemegang saham terbesar Vivo Indonesia. Selain di Indonesia, Vivo juga telah beroperasi di Singapura, Belanda, London, Afrika dan Australia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Di Afrika ada hampir lima ribu SPBU. "Kami memiliki merek yang berbeda di tiap negara. Di Australia pakai merek Viva, di Afrika Vivo. Kebanyakan Vivo dan Viva," kata Corporate Communication Vivo, Maldi Al Jufrie di Jakarta, Senin, 23 Oktober 2017.
Di Indonesia, perusahaan yang berkantor di Gama Tower, Kuningan, Jakarta ini memiliki unit kilang mini dan tangki BBM di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Maldi mengatakan Vivo Indonesia berencana membangun kilang lainnya di Indonesia. Namun, dia belum bisa memastikan waktu realisasinya. "Segera. Kami berkomitmen akan segera membangun kilang."
Saat ini Vivo Indonesia baru memiliki satu SPBU yang beralamat di Jalan Raya Cilangkap RT007/RW003 Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Maldi mengatakan hingga akhir tahun, Vivo akan menambah jumlah SPBU. SPBU Vivo memperoleh pasokan BBM dari induk usahanya yakni Vitol Group.
Menurut pantauan Tempo, SPBU Vivo menempati lahan seluas sekitar 5000 meter persegi. SPBU menjual tiga jenis bahan bakar dengan nama dagang Revvo . Ketiga jenis BBM itu diklasifikasi berdasarkan kadar Research Octane Number RON yakni Revvo 88, Revvo 90 dan Revvo 92.
Untuk Revvo 88 yang setara jenis bensin Premium milik Pertamina, SPBU Vivo menjualnya dengan harga Rp 6.550. Lalu untuk Revvo 90 yang setara dengan Pertalite dijual Rp 7.500. Harga untuk kedua jenis BBM itu setara dengan yang ditawarkan Pertamina di wilayah Jakarta.
Sementara untuk jenis Revvo 92 juga dijual dengan harga yang sama dengan Pertamax milik Pertamina yaitu Rp 8.250. Namun, lebih murah Rp 50 dibanding harga yang ditawarkan SPBU Total dan lebih murah Rp 350 dibanding Shell untuk jenis bensin RON 92.
Corporate Communication PT Vivo Milda Al Jufrie mengatakan harga jual BBM dengan RON 88 oleh SPBU Vivo mengikuti ketetapan pemerintah. Sementara untuk harga RON 90 dan RON 92 ditentukan oleh perusahaan.
"Untuk RON 90 ke atas kami tetapkan harga yang bersaing. Sudah prinsip pasar kalau harga ketinggian enggak laku," kata dia di SPBU Vivo, Jakarta, Senin 23 Oktober 2017.
PT Vivo Energy Indonesia berencana melakukan tes operasional Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) miliknya pada Rabu pekan ini. Izin operasi dikantongi setelah perusahaan itu melakukan penggantian nama dari PT Nusantara Energi Plant Indonesia (NEPI) menjadi PT Vivo Energy Indonesia.
Corporate Communication Vivo Indonesia Maldi Al-Jufrie mengatakan pengubahan nama dilakukan untuk menyesuaikan ketentuan merek dagang dari SPBU harus sama dengan pemilik izin niaga umum BBM. "PT NEPI sudah ganti nama sejak 19 oktober 2017 sehingga jadi Vivo. Segala izin sudah kami penuhi pekan lalu," kata dia.
Sebelumnya, pemerintah sempat menghentikan operasi SPBU Vivo pada September lalu. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) menghentikan operasi SPBU Vivo karena belum mengantongi surat keterangan penyalur (SKP).
ROSSENO AJI NUGROHO