Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Perbankan nasional kian menarik di mata investor asing. Selama semester pertama, tiga bank nasional melakukan penggabungan usaha dan mendapat suntikan modal dari luar negeri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Akhir Juli lalu, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk mengubah status kepemilikan saham mayoritasnya setelah melakukan penggabungan usaha (merger) dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI). Adapun SMBCI akan melebur ke dalam BTPN sebagai entitas penerima penggabungan usaha.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Komisaris Utama BTPN, Mari Elka Pangestu, mengatakan pergantian direksi manajemen juga telah dilakukan, di mana posisi direktur utama di bank hasil penggabungan nantinya akan dijabat oleh Ongki Wanadjati Dana, yang kini menjabat wakil direktur utama. Sedangkan wakil direktur utama nantinya dijabat oleh Kazuhisa Miyagawa.
"Direktur Utama BTPN Jerry Ng menyatakan untuk tidak lagi diangkat kembali setelah masa jabatannya berakhir pada 2019," ujar Mari, kemarin.
Setelah penggabungan BTPN dengan SMBCI, total aset BTPN akan melonjak hingga senilai Rp 178,89 triliun.
Jerry Ng mengatakan penggabungan akan melahirkan bank baru yang lebih besar dan kuat. "Lebih berperan memenuhi kebutuhan pembiayaan dalam negeri yang terus meningkat, baik retail maupun wholesale," ujarnya.
Bank asing yang juga melakukan penggabungan usaha dengan bank lokal adalah The Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ (MUFG), yang mengambil alih 40 persen saham PT Bank Danamon Indonesia Tbk. "MUFG secara langsung atau tidak langsung telah menguasai saham tambahan sebesar 20,1 persen dari Asia Financial Indonesia Pte Ltd (AFI) dan entitas terafiliasi lainnya," seperti dikutip dari keterangan tertulis Bank Danamon.
Adapun PT Bank Bukopin Tbk mendapatkan suntikan dana Rp 1,46 triliun dari hasil penerbitan saham kembali (rights issue). Tambahan dana segar berdampak pada penguatan rasio kecukupan modal (CAR). "Setelah ada tambahan modal ini, kami siap memacu pertumbuhan pada semester kedua," ucap Direktur Utama Bukopin, Eko Rachmansyah Gindo. Bank asal Korea Selatan, Kookmin Bank, menjadi pembeli siaga rights issue dengan mengambil alih kepemilikan sebanyak 22 persen saham.
Eko mengatakan Bukopin telah menyiapkan sejumlah strategi untuk meningkatkan kinerja, seperti berfokus pada peningkatan pendapatan berbasis komisi (fee based income) hingga mendorong efisiensi, menjaga aset berkualitas, dan memperbaiki struktur dana pihak ketiga. Kehadiran Kookmin Bank yang memiliki bisnis inti di segmen UMKM diharapkan dapat membantu penyaluran kredit ke depannya.
Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance, Bhima Yudhistira, mengatakan konsolidasi yang dilakukan perbankan asing dan domestik dimaknai positif. "Ini dapat meningkatkan efisiensi dari perbankan, yang sekarang jumlahnya masih banyak sekali sekitar 115 bank," ujarnya.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan, Heru Kristiyana, menyampaikan bahwa lembaganya mendorong konsolidasi perbankan nasional. "Kami mendorong penambahan modal karena kami ingin perbankan BUKU I dan II bisa tumbuh semakin besar. Begitu juga kontribusinya," katanya.
Menurut dia, sesuai dengan ketentuan, bank asing hanya boleh memiliki saham perbankan nasional maksimal 40 persen, kecuali jika dilakukan penggabungan usaha atau merger. GHOIDA RAHMAH | DIAS PRASONGKO
Kinerja Membaik
Kinerja perbankan domestik yang kini didominasi kepemilikannya oleh asing tercatat membaik, khususnya hingga paruh pertama tahun ini. Berikut ini rinciannya:
Bank Bukopin (Rp triliun)
Indikator Kinerja | Juni 2017 | Juni 2018 | Laba Bersih | 0,125 | 0,260 | Total Aset | 115,2 | 91,7 | DPK | 95,6 | 72,1 | Kredit | 72,9 | 66,8 | NPL | 6,4 % | 4,4 % |
BTPN (Rp triliun)
Indikator Kinerja | Juni 2017 | Juni 2018 | Laba Bersih | 0,935 | 1,09 | Total Aset | 70 | 99,9 | DPK | 69,4 | 72 | Kredit | 66,3 | 67,8 | NPL | 0,9 % | 1,13% |
Catatan: NPL (non-performing loan)
GHOIDA RAHMAH | SUMBER: DIOLAH DARI BERBAGAI SUMBER
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo