Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pekerjaan-pekerjaan yang memiliki jam kerja fleksibel masih digandrungi banyak orang. Tidak heran di berbagai titik ruang kerja bersama (coworking space) terlihat cukup ramai.
Baca juga: Gamal Albinsaid Ikut Tim Prabowo, Ini Pengalamannya dengan Putin
Pengamat gaya hidup Sonny Muchlison mengatakan bahwa tren bekerja dengan gaya kerja fleksibel memang diminati oleh masyarakat.
Sebut saja freelancer, desainer grafis, konsultan,advisor, atau pekerjaan-pekerjaan kreatif lainnya, ini seringkali dipilih oleh banyak orang dengan salah satu alasannya adalah bisa bekerja secara fleksibel.
Pekerjaan semacam ini dinilai memberikan peluang untuk bekerja sesuai dengan yang disukai dengan jam kerja yang bisa diatur.
“Istilahnya working by choice. Ini biasanya bagi orang-orang yang bisa memilih dan memilah pekerjaan yang dia sukai. Di antaranya adalah memilih waktu dan kesenangan pekerjaan,” ujarnya kepada Bisnis baru-baru ini.
Sonny menjelaskan bahwa bekerja semacam ini yang benar-benar dinikmati akan memberikan kenyamanan bagi yang memilihnya kendati menjadi tantangan tersendiri dalam memanajemen diri.
Ada dua hal yang sebenarnya menjadi pendorong seseorang menginginkan pekerjaan dengan jam kerja yang fleksibel.Ilustrasi kalender kerja. shutterstock.com
Pertama, sistem kerja dari pekerjaan kreatif itu sendiri. Pekerjaan tersebut tidak harus dikerjakan di kantor, tetapi bisa dikerjakan dimana saja, sementara ke kantor bisa hanya sekedar untuk presentasi.
Kondisi seperti itu memberi peluang bagi si pekerja lebih bisa mengatur waktu, misalnya waktu untuk pekerjaan-pekerjaan lainnya, waktu untuk me time serta waktu bersama keluarga ataupun kerabat.
Kedua, kondisi kemacetan lalu lintas (traffic). Ini terjadi terutama di kota-kota besar seperti Jakarta dimana jam kerja dimulai dari pagi dini hari dan berakhir pada sore hari, atau populer dengan sebutan “pekerja kantoran”.
Kondisi menjemukan kemacetan tersebut mendorong seseorang untuk bisa bekerja secara lebih fleksibel.
“Seleksi time itu memberikan opsi untuk mencari celah-celah kosong di antara itu. Jadi yang dipilih adalah working by choice. Itu adalah pekerjaan yang membutuhkan manajemen diri sendiri sehingga meyakini orang lain bahwa kita bisa bekerja,” jelasnya.
Sonny berpandangan bahwa tren yang terjadi sebetulnya adalah memilih pekerjaan yang lebih ringan –dalam arti fleksibilitas waktu–, tetapi secara finansial atau prestasi bisa mencapai sesuai dengan orang yang kerja full time. Misalnya saja bekerja secara online dengan beberapa perusahaan, namun bertemunya hanya ketika presentasi saja. Pekerjaan seperti ini dinilai banyak peminatnya.
Baca juga: Ditanya Soal Gaji saat Melamar Kerja, Ini Jawaban yang Tepat
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini