Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Kepala Dinas Perdagangan dan Industri Jawa Barat Noneng Komara Nengsih mengatakan, pemerintah provinsi Jawa Barat menyiapkan Rp 3,1 miliar untuk operasi pasar bersubsidi (Opadi) untuk mengantisipasi lonjakan harga bahan makanan menjelang Hari Raya Idul Adha.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Sekitar Rp 3 miliar untuk Opadi Idul Adha, kemarin Rp 7,5 miliar waktu Idulfitri,” kata dia di Bandung, Selasa, 21 Mei 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Noneng mengatakan operasi pasar tersebut sengaja disiapkan untuk meredam kenaikan harga. “Dari pengalaman yang sudah-sudah, menjelang hari besar keagamaan pasti harga meningkat,” kata dia.
Operasi pasar menjelang Hari Raya Idul Adha hanya menyasar 13 kabupaten/kota saja. Tiga belas daerah tersebut dipilih karena data BPS menunjukkan inflasinya masih tinggi, tersebar di wilayah Priangan, Cirebon, dan Depok.
“Karena daerah itu yang inflasinya tinggi, kenaikan harga cukup tinggi,” kata Noneng.
Ia mengatakan pelaksanaan operasi pasar bersubsidi akan dilakukan mendekati hari H. “Menjelang Idul Adha itu karena biasanya makin ke hari H harga makin mahal, makanya kita lakukan di akhir supaya bisa membantu masyarakat,” kata dia.
Ia mengklaim mayoritas harga bahan makan saat ini terkendali. Kendati, sejumlah bahan makanan sempat melonjak beberapa pekan terakhir, di antaranya cabe dan gula. Harganya kini sudah kembali normal setelah stok di pasar terpenuhi. “Sekarang stok sudah aman,” kata dia
Khusus beras, kata dia, harganya relatif stabil setelah memasuki masa panen. Harga beras premium berada di kisaran Rp 15 ribu per kilogram, sementara harga beras medium Rp 13 ribu per kilogram. Harga dinilai masih wajar. Bulog juga mengklaim stok beras aman. “Harga terkendali untuk beras,” kata dia.
Ia mengatakan fluktuasi harga akan selalu terjadi. “Kalau kita lihat masif di beberapa kabupaten/kota, seperti kemarin cabai, kita telusuri sampai ke petani kalau sudah seperti itu,” kata dia.