Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Jepang Melirik Alaska

PM Fukuda dalam kunjungannya ke AS menyatakan akan mengurangi surplus perdagangannya. Kelebihan suplai minyak di pantai barat yang berasal dari produksi minyak di Alaska, akan diimpor oleh Jepang. (eb)

10 Juni 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KETIKA berada di Washington pada minggu pertama bulan Mei, Perdana Menteri Takeo Fukuda membuat kesan yang baik. Jepang digambarkannya akan bersungguh-sungguh untuk mengurangi surplus perdagangannya. Walaupun tidak disebutnya sasaran spesifik, niatnya itu sudah melegakan, mengingat bertubi-tubi desakan AS dalam rangkaian perundingan dagang dengan Jepang selama 6 bulan terakhir. Tapi bagaimana surplus besar itu $8 milyar dengan AS saja) akan dikurangi Sejumlah rencana pembelian dari AS sudah disampaikannya, dan minyak rupanya terdapat dalam daftarnya. Minyak? Ini menjadi persoalan yang akibatnya mungkin bisa berantai ke Indonesia. AS sendiri sebenarnya kekurangan minyak yang tahun ini masih akan diimpornya senilai $45 milyar. Namun produksi minyak dari A]aska, negara bagian AS di Kutub Utara, sudah bisa dialirkan ke Pantai Barat dalam jumlah besar. Suplai di Pantai Barat itu dianggap sudah berlebihan. Minyak Alaska malah sudah mulai terpaksa diteruskan pengapalannya ke Pantai Timur via Terusan Panama, tapi biayanya menjadi lebih tinggi dibanding irmpor dari Timur Tengah. PM Fukuda mengusulkan supaya kelebihan dari Alaska itu diekspor saja ke Jepang. Tadinya, Presiden Jimmy Carter menolak, karena tidaklah lucu jika AS mengimpor minyak, sedang kebutuhan impornya, terutama untuk Pantai Timur, masih tinggi. Tambahan pula, Undang-Undang di AS sendiri melarang minyak Alaska diekspor ke luar negeri kecuali ke Canada dan Mexico. Perkembangan terakhir ini menunjukkan bahwa PM Fukuda meneruskan maksudnya untuk mengimpor minyak dari Alaska. Dia akan mengirim satu delegasi untuk membicarakannya dengan para pejabat AS. Jika pemerintahan Carter sekali ini mengabulkannya, diduga akan timbul perdebatan dalam Congress. Tapi sementara itu mulai beredar pendapat yang tampaknya akan bisa diterima juga. Yaitu, kelebihan Pantai Barat dalam jumlah tertentu diekspor ke Jepang, sementara hasilnya dipakai untuk keperluan impor minyak Pantai Timur (AS) dari negara-negara OPEC. Sampai berapa jauh pendapat itu bisa diterima Congress masih harus ditunggu. Tapi jika itu terjadi, pembelian Jepang dari Timur Tengah, mungkin juga dari Indonesia, bisa berkurang. Jika itu tidak terjadi, persoalannya bagi Indonesia masih akan ada. Pantai Barat AS selama ini mengimpor 400.000 barrel/hari dari Indonesia. Bukan mustahil Indonesia suatu waktu akan kehilangan sebagian pasarnya di sana.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus