Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Suhud Mulai Menendang

Pemerintah akan memberikan proteksi gaya baru terhadap industri dalam negeri. Sedang dijajaki koordinasi antara menteri perdagangan, menteri perindustrian dan menteri keuangan. (eb)

10 Juni 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TADINYA orang mengira industri dalam negeri sudah mendapat proteksi pemerintah. Ternyata itu belum cukup dan minggu lalu diketahui pemerintah akan menambah perlindungannya. Proteksi selama ini berarti tambahan beban bagi konsumen karena produksi dalam negeri justru lebih mahal ketimbang barang impor, Bagaimana pola aproteksi sekali ini? Ibarat main sepakbola, Menteri Perindustrian ir. A.R. Suhud mulai menendang. Bola disambut oleh Menteri Perdagangan dan Koperasi Radius Prawiro yang lantas berkata: "Ada angin segar." Tapi goal belum bisa diciptakan tanpa kerjasama Menteri Keuangan Ali Wardhana, yang tentunya tak ingin melihat uang yang masuk dan paak impor menurun. Koordinasi ketiganya sedang diusahakan. Untuk mengembangkan oroteksi gaya baru, pendekatan pemerintah tampak ke arah penyediaan bahan baku. Kemungkinan subsidi sama sekali ditiadakan. Sistem tarif impor juga dianggap tidak akan efektif. Tapi bagaimana bentuknya proteksi gaya baru itu, rupanya masih sedang dijabarkan. Sementara menanti, industri dalam negeri umumnya kebetulan sedang lesu sekali. Kaum industriawan tentu mengharapkan proteksi yang bersifat mengurangi ongkos. Sudah terbukti pada beberapa bidang industri bahwa biaya produksi menjadi tinggi justru karena proteksi. Pembikinan serat sintetis oleh tiga pabrik PMA Jepang, misalnya, dilindungi dengan cara menyetop impornya. Baru-baru ini ketiganya memasang harga penjualan 30% lebih mahal dibanding dengan harga benang tenun berasal impor. Ada pula kasus butir plastik yang harga patokan impornya ditinggikan guna melindungi pabrik, milik anak perusahaan Pertamina, di Palembang. Produksi pabrik itu sendiri belum bisa memenuhi keperluan pasar dalam negeri. Maka impornya masih banyak diperlukan, sedang eksportir Jepang menyesuaikan harganya dengan harga patokan di sini. Ini juga gara-gara proteksi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus