Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masih banyak masyarakat berobat ke luar negeri.

26 April 2024 | 07.07 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyayangkan banyak masyarakat Indonesia berobat ke luar negeri. Hal itu disebut menyebabkan indonesia kehilangan potensi devisa US$ 11,5 miliar atau Rp 180 triliun karena satu juta lebih warga negara Indonesia tidak mau berobat di dalam negeri.

Hal itu disampaikan ketika membuka Rapat Kerja Kesehatan Nasional 2024 di Tangerang pada Rabu, 24 April 2024. Menurut Jokowi, kebiasaan masyarakat Indonesia yang memilih berobat di luar negeri memiliki penyebab. Karena itu, ia meminta industri kesehatan dalam negeri perlu diperkuat.

Dalam sambutannya itu, Jokowi memaparkan pekerjaan rumah besar di bidang kesehatan yang belum tuntas. Ia menyinggung soal bahan produksi farmasi yang 90 persen masih impor. Alat kesehatan yang dimiliki Indonesia juga diakui masih didominasi impor sebanyak 52 persen.

1. Singapura

Singapura menduduki peringkat pertama dalam hal efisiensi sistem layanan kesehatan di dunia. Singapura memiliki ukuran nilai atau value measure layanan kesehatan yang paling tinggi. Hal itu terungkap dalam laporan tahunan Future Health Index (FHI), platform berbasis penelitian oleh perusahaan internasional Philips.

Hasil penelitian tersebut bertujuan membantu negara-negara membangun sistem kesehatan yang semakin efisien, efektif, dan memenuhi kebutuhan pasien dalam jangka panjang.

"Singapura merupakan negara dengan nilai tertinggi dalam value measure, khususnya kepuasan sistem kesehatan," kata Chief Executive Officer Philips ASEAN Pacific Caroline Clarke saat ditemui Tempo di Philips APAC, Toa Payoh, Singapura, Jumat, 30 Agustus 2018.

Value measure rata-rata Singapura mencapai skor 54,61 dari 100. Nilai tersebut berdasarkan akses perawatan atau layanan kesehatan yang dapat menjangkau penduduk, dengan skor 45,46; aspek kepuasan yang dirasakan penduduk dan tenaga medis atas layanan kesehatan sebesar 68,27. Selain itu rasio efisiensi atau sistem kesehatan yang memberikan hasil dengan biaya yang optimal di Singapura juga cukup tinggi, yaitu 50,11.

2. Malaysia

Dilansir dari Antara, Malaysia merupakan pilihan tujuan utama bagi para wisatawan kesehatan Indonesia berkat sejumlah keunggulan yang ditawarkan oleh Malaysia Healthcare, seperti layanan kesehatan dengan kualitas world-class, biaya yang terjangkau, kemudahan akses serta layanan end-to-end terbaik. Di tahun 2018, lebih dari 670.000 masyarakat Indonesia telah melakukan perawatan kesehatan baik rawat jalan maupun rawat inap di berbagai rumah sakit swasta di Malaysia.

Nik Yazmin Nik Azman, Chief Commercial Officer Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC) masyarakat Indonesia yang berobat ke Malaysia biasanya paling banyak menderita sakit jantung, kanker, dan ortopedi. Namun, untuk kecantikan dan bayi tabung juga sudah mulai banyak.

Tren perjalanan wisata medis masyarakat Indonesia ke Malaysia bukan tanpa alasan. Pasalnya, Malaysia menyediakan beragam pelayanan medis dengan harga terjangkau ketimbang negara-negara maju, baik di Asia, Eropa, maupun AS. Tak kalah penting, Malaysia juga mengedepankan standar internasional dalam pelayanan kesehatan untuk berbagai kalangan. Hal ini mendorong masyarakat Indonesia memilih Malaysia sebagai destinasi utama untuk mendapatkan perawatan medis.

3. Amerika Serikat

Dilansir dari Investopedia, orang Amerika rata-rata mengeluarkan uang hampir dua kali lipat lebih banyak untuk obat-obatan farmasi dibandingkan orang-orang di negara-negara industri lainnya. Harga obat yang tinggi merupakan penyebab pengeluaran berlebihan terbesar di Amerika. Bandingkan dengan Eropa, dimana harga obat diatur oleh pemerintah dan seringkali didasarkan pada manfaat klinis dari obat tersebut.

Harga dan penggunaan berkontribusi pada tingginya biaya pengobatan di Amerika Serikat. Dengan sedikitnya peraturan dalam penetapan harga, AS menghabiskan rata-rata USD 963 untuk obat resep per orang, dibandingkan dengan rata-rata USD 466 yang dikeluarkan oleh negara-negara makmur lainnya. Lebih banyak orang dewasa di AS yakni, sebanyak 58 persen yang melaporkan menggunakan satu atau lebih obat secara konsisten.

MYESHA FATINA RACHMAN I FRISKI RIANA I NOVALI PANJI NUGROHO 

Pilihan Editor: Hampir Sebulan Luhut Dirawat di Rumah Sakit Singapura

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus