Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
LKBN Antara memiliki beberapa opsi untuk kantor baru.
Ada rencana membeli gedung milik salah satu BUMN.
LKBN Antara menyiapkan bisnis baru di luar media massa.
RUANGAN redaksi kantor berita Antara tampak lengang sore itu. Sederet kursi dan meja di lantai 20 Wisma Antara, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, kosong tak berpenghuni. Hanya ada beberapa orang. Salah satunya Akhmad Munir, Pemimpin Redaksi Antara. "Gedung ini sudah mulai dikosongkan," kata Munir kepada Tempo, Selasa, 11 Oktober lalu.
Menurut Munir, ruangan redaksi sudah lama sepi terutama semenjak terjadi pandemi Covid-19 yang mengharuskan sebagian besar jurnalis Antara bekerja dari rumah. Sepinya ruangan redaksi makin terasa setelah Wisma Antara dibeli oleh PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI pada 19 September lalu. BSI membeli Wisma Antara dari PT Anpa International dengan nilai transaksi Rp 755 miliar.
Awak redaksi Antara menerima warkat berisi pemberitahuan pemindahan kantor pada 13 September lalu. Surat yang ditandatangani Redaktur Pelaksana II Antara Sapto Heru Purnomojoyo itu meminta anggota redaksi yang bertugas di lantai 19 dan 20 segera mengosongkan ruangan paling lambat pada 30 September 2022. "Apabila dalam tenggat tersebut belum dilakukan pembersihan dan pembenahan barang pribadi, kami menganggap barang tersebut sudah tidak diperlukan lagi," demikian petikan surat itu.
Selain menghuni lantai 19 dan 20, Perusahaan Umum Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara mengisi lima lantai di Wisma Antara untuk kegiatan komersial, administrasi keuangan, sumber daya manusia, juga lembaga pendidikan dan studio televisi. Dua anak perusahaannya, yaitu PT IMQ Multimedia Utama dan PT AKUEL, mengisi lantai 3 dan 15.
Lantas ke mana LKBN Antara berpindah?
Salah satu opsi bagi para karyawan Antara adalah kembali ke rumah lama mereka di Graha Bhakti Antara di Jalan Antara Nomor 59-61, Pasar Baru, Jakarta Pusat. Bangunan bersejarah itu selama ini diisi Biro Foto serta Direktorat Keuangan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Pameran foto Geopark Meratus di Galeri Foto Jurnalistik Antara Jakarta, 4 Oktober 2022. ANTARA/Bayu Pratama S
Selain itu, ada rencana membeli gedung baru lantaran mereka tidak bisa serta-merta pindah ke Graha Bhakti Antara. Wisma Sirca, gedung perkantoran yang terletak di Jalan Johar, Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat, menjadi salah satu calon rumah baru LKBN Antara.
Namun rencana itu mungkin batal lantaran tak mendapat restu dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara. Kementerian BUMN meminta LKBN Antara membeli salah satu gedung milik perusahaan pelat merah sebagai pengganti Wisma Antara.
Gedung PT Pengembangan Armada Niaga Nasional di Jalan Cikini IV Nomor 11, Jakarta Pusat, menjadi opsi pengganti Wisma Antara. Gedung milik perusahaan telekomunikasi dan navigasi maritim itu terdiri atas lima lantai. "Ada beberapa, saya belum bisa ngomong sebelum hasil studinya terbit," ucap Meidyatama Suryodiningrat, Direktur Utama Perum LKBN Antara.
Sejumlah opsi, menurut Dimas—demikian Meidyatama Suryodiningrat biasa dipanggil—sudah disodorkan secara tak resmi kepada Kementerian BUMN. Saat ini, Dimas melanjutkan, ada sejumlah gedung di Jakarta Pusat yang ditaksir. Studi kelayakan terhadap gedung-gedung itu sedang berlangsung. "Saya enggak bisa ngomong di mana karena takut enggak jadi, nanti saya salah," tutur Dimas.
Kepindahan ke kantor baru, Dimas menambahkan, juga memerlukan penyesuaian dengan beberapa rencana bisnis yang akan dikembangkan Antara di masa depan. Selain itu, Antara akan membeli beberapa aset yang bisa dikelola secara komersial. "Saya menugasi tim khusus untuk melihat aset yang bisa digunakan," ucap mantan Pemimpin Redaksi The Jakarta Post itu.
Menurut Dimas, Antara bisa meraup keuntungan dari penyewaan gedung pertemuan seperti yang selama ini diperoleh dari Auditorium Adhiyana yang berada di lantai 2 Wisma Antara. Rencana itu diterapkan demi menopang pendapatan yang tidak bisa mengandalkan penghasilan dari bisnis media. "Kami melakukan berbagai kegiatan lain, misalnya pelatihan, itu pendapatannya bisa lebih besar dari pemberitaan," katanya.
Sebagai kantor berita, Antara cukup diuntungkan karena nyaris tak punya pesaing dalam upaya menjalin kerja sama dengan kantor berita asing, seperti Bloomberg, Reuters, AFP, DPA, dan Xinhua, serta kerja sama operasional (KSO) untuk berita dan data.
Tapi pasar segmen ini terbatas dan ada risiko lain. Misalnya penghentian KSO karena perubahan peraturan pemerintah dalam penyiaran berita, perkembangan teknologi, atau penghentian kerja sama oleh penyedia data karena pertimbangan efisiensi. Dalam laporan tahunan 2021, LKBN Antara berencana memiliki lini bisnis lain atau layanan non-core product yang dapat menunjang pendapatan.
Sebagai kantor berita negara, Antara bertugas menunaikan kewajiban pelayanan publik atau public service obligation (PSO) berupa penyiaran informasi publik dan pemerintah. Tahun ini, pagu PSO untuk Antara mencapai Rp 166 miliar, naik sedikit ketimbang tahun sebelumnya yang sebesar Rp 165,35 miliar.
Sepanjang tahun lalu, LKBN Antara membukukan pendapatan usaha Rp 411,39 miliar, meningkat dari tahun sebelumnya yang sebanyak Rp 375 miliar. Laba bersihnya Rp 16,8 miliar, naik 42,8 persen dari 2020 yang mencapai Rp 11,8 miliar. Adapun laba bersih yang diperoleh pada 2019 sebesar Rp 12,9 miliar.
Dalam lima tahun terakhir, LKBN Antara mencatatkan pertumbuhan pendapatan usaha yang cukup signifikan. Mereka mengantongi pendapatan usaha sebesar Rp 286,572 miliar pada 2017, Rp 339,527 miliar pada 2018, dan Rp 373,573 miliar pada 2019.
•••
LIMA siswa sekolah menengah atas memasuki area pameran di Galeri Foto Jurnalistik Antara pada Kamis, 13 Oktober lalu. Di sana sedang berlangsung pameran foto “Geopark Meratus”. Namun suasana di galeri yang berada di kawasan Pasar Baru ini juga sepi. Tak ada pengunjung kecuali para siswa itu.
Selain itu, tak terlihat pembangunan ataupun aktivitas pemindahan kantor dari Wisma Antara ke gedung Graha Bhakti Antara. “Sudah ada beberapa barang yang dibawa ke sini," tutur Mujiharto, petugas keamanan pada siang itu.
Menurut Mujiharto, sudah dua kali petugas dari PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) datang untuk mengukur beberapa bagian bangunan. WIKA menjadi pemborong dalam proyek revitalisasi Graha Bhakti Antara. "Ini kan gedung cagar budaya, tidak bisa dibongkar. Hanya bisa diperbaiki, tidak diubah bentuknya," ucap Mujiharto. Revitalisasi gedung, dia mengungkapkan, akan dimulai pada Desember mendatang.
Aset ini hendak kembali dijadikan kantor pusat. Menurut Meidyatama Suryodiningrat, Direktur Utama LKBN Antara, gedung ini bakal kembali dihidupkan sebagai kompleks media dan multimedia modern.
Sejauh ini, menurut dia, LKBN Antara sudah berevolusi menjadi kantor berita nasional yang bergerak di bidang jasa media dan informasi. "Produknya tetap jurnalistik, tapi bisnisnya bukan hanya jurnalistik."
AISHA SHAIDRA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo