Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Berita Tempo Plus

Berulang Celaka Bus Pariwisata

Kecelakaan bus pariwisata yang menewaskan 11 korban di Subang membuka masalah soal pengawasan kelayakan bus yang longgar.

14 Mei 2024 | 00.00 WIB

Penumpang yang selamat dari kecelekaan bus pariwisata di Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, berada di dalam bus setibanya di Depok, Jawa Barat, 12 Mei 2024. ANTARA/Erlangga Bregas Prakoso
material-symbols:fullscreenPerbesar
Penumpang yang selamat dari kecelekaan bus pariwisata di Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, berada di dalam bus setibanya di Depok, Jawa Barat, 12 Mei 2024. ANTARA/Erlangga Bregas Prakoso

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Seperti bus pariwisata yang mengalami kecelakaan di Bantul pada Februari lalu, uji kir bus pariwisata Trans Putera Fajar sudah kedaluwarsa.

  • Selain memperketat pengawasan bus pariwisata, pemerintah dinilai perlu memberi sanksi bagi perusahaan bus yang lalai.

  • Direktur Jenderal Perhubungan Darat Hendro Sugiatno menyatakan untuk perusahaan bus yang tak berizin, tapi mengoperasikan kendaraannya akan dikenai pidana.

ROSDIANA melihat kejanggalan beberapa saat setelah bus pariwisata Trans Putera Fajar yang membawa anaknya, Mahesya Putera, dan teman-temannya dari Sekolah Menengah Kejuruan Lingga Kencana, Depok, Jawa Barat, berangkat menuju Bandung. Ban bus tersebut selip di pertigaan Parung Bingung atau tak berapa jauh setelah bus melaju dari Depok. 

Menurut Rosdiana, ketika ban bus sempat selip, seharusnya sopir memeriksa kelayakan bus. "Saya ngenes-nya di situ, kenapa tetap dipaksakan," kata dia di kediamannya di RT 01 RW 10 Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Ahad, 12 Mei lalu.

Pada Sabtu malam, bus Trans Putera Fajar terguling di Ciater, Subang, Jawa Barat. Rombongan siswa ini hendak kembali ke Depok setelah mengikuti rangkaian acara perpisahan di Bandung. Penyebab kecelakaan masih didalami, tapi dugaan awal rem kendaraan wisata tersebut blong. Putra sulung Rosdiana merupakan satu dari 11 korban meninggal. Selain itu, 12 orang lainnya mengalami luka berat.

Sopir bus Trans Putera Fajar, Sadira, membenarkan ada masalah pada rem kendaraannya. Dia sempat melakukan perbaikan, tapi kondisinya tak membaik. Kontur jalan yang menurun membuat Sadira kesulitan mengatur laju kecepatan bus itu.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Ricky Juliansyah di Depok dan Septia Ryanthie di Solo berkontribusi dalam penulisan artikel ini. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus