Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Kemenperin Beberkan Sulitnya Proses Bikin Chip Semikonduktor untuk Mobil Listrik

Kemenperin menjelaskan rumitnya proses pembuatan chip semikonduktor untuk kendaraan listrik.

10 November 2022 | 04.52 WIB

Ilustrasi industri semikonduktor. semiconductor.com
Perbesar
Ilustrasi industri semikonduktor. semiconductor.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Taufik Bawazier, menjelaskan rumitnya proses pembuatan chip semikonduktor untuk kendaraan listrik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Semikonduktor itu mata rantainya panjang,” ujar dia di Kompleks Parlemen pada Rabu, 9 November 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pertama, kata Taufik, mulai dari desain, setelah itu lalu bagian wafer. Selanjutnya tahapan foundry, kemudian masuk ke testing dan asembling, hingga sampai pengujian akhir. “Jadi front end sama back end.” 

Saat masuk ke pencetakan, dia melanjutkan, investasi pembuatan chip semikonduktor sangat besar. Amerika Serikat sendiri akan membangun pabrik sendiri karena masalah geopolitik perang Rusia dan Ukraina yang membuat semikonduktor langka.

“Sekarang di dunia ini penghasil terbesar semikonduktor adalah TSMC dan Samsung. Yang lain ada tapi tidak sebesar mereka,” kata dia.

Taufik menceritakan bahwa pemerintah sempat mengadakan diskusi dengan Amerika soal potensi Indonesia untuk semikonduktor. Salah satunya pasir silika yang merupakan bahan untuk mencetak semikonduktor

“Itulah yang kita purpose, nanti setelah ini kita juga diskusi lengkap dengan USINDO. Jadi minta pengusaha Amerika untuk mem-follow up proyek-proyek kita bahwa nanti Indonesia harus punya satu desain center untuk semikonduktor,” ucap Taufik.

Selain itu, bisa juga dibuat semacam pabrik yang menjadi mimpi Indonesia, kata Taufik, karena investasinya mahal. Sementara asembling dan pengujian untuk semikonduktor sudah ada di Batam bernama PT Infineon Technologies.

Untuk mobil-mobil listrik, Taufik menuturkan, semakin tinggi levelnya, semakin tinggi pula kebutuhan semikonduktornya. Namun, sekarang ini karena kondisi geopolitik supply semikonduktornya menjadi lambat sehingga mobil listrik tadi ikut terhambat juga. 

“Tapi yang tidak terlalu canggih semikonduktornya masih ada karena semikonduktor kan ada dua memori sama logic. IYang tidak terlalu canggih dan rumit itu ada. Tapi yang canggih dan rumit seperti yang fiturnya banyak ini mungkin supplynya agak terhambat,” tutur Taufik.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Baca: 2025, Kemenperin Targetkan Produksi 400 Ribu Mobil Listrik Unit dan 1,75 Juta Sepeda Motor

M. Khory Alfarizi

Alumnus Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat. Bergabung di Tempo pada 2018 setelah mengikuti Kursus Jurnalis Intensif di Tempo Institute. Meliput berbagai isu, mulai dari teknologi, sains, olahraga, politik hingga ekonomi. Kini fokus pada isu hukum dan kriminalitas.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus