Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pengembangan pangan Produk Rekayasa Genetik (PRG) di Indonesia masih minim. Hingga saat ini Kementerian Pertanian baru melepaskan 10 varietas pangan PRG. Dari jumlah itu, 8 di antaranya terdiri dari jenis pangan jagung, dan sisanya masing-masing terdiri dari virietas PRG kentang dan tebu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PPVTPP) Leli Nuryati mengatakan ketiadaan padi dalam daftar PRG akan mempersulit Indonesia menuju kemandirian pangan. Leli menyebut, varietas unggul melalui bioteknologi merupakan kebutuhan mendesak di tengah ancaman krisis iklim. "Kementan punya tugas berat dalam penyediaan pangan. Kami mendorong pengembangan bioteknologi varietas unggul," kata Leli memberikan sambutan dalam forum diskusi Pertanian Berkelanjutan dan Adopsi Teknologi Modern di kawasan Senayan, Jakarta, Rabu, 31 Juli 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurutnya, varietas PRG akan lebih tahan terhadap ancaman perubahan iklim dan serangan hama. Akan tetapi, kata dia, proses pelepasan varietas PRG memakan waktu lama dan biaya mahal. "Pelepasan varietas PRG harus sesuai prosedur dan hati-hati untuk meminimalisir produk palsu yang bisa merugikan petani," katanya.
Leli mengatakan pengembangan varietas pangan menggunakan bioteknologi terbukti mampu meingkatkan produktivitas pertanian. Hal itu akan mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor pangan yang jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun.
Dia mengatakan pada kuartal I 2024, produksi beras nasional turun sebesar 17,74 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, dari 22,55 juta ton menjadi 18,55 juta ton. Tren penurunan produksi beras diprediksi akan berlanjut hingga musim tanam terakhir tahun ini.
Melihat tren penurunan produksi beras tersebut, kata Leli, Indonesia tidak punya pilihan selain mengimpor beras. Dia menyebut ketergantungan impor pangan bisa dikurangi jika varietas pangan PRG di Indonesia bisa diterapkan secara massal. "Kami mendorong bagaimana ke depannya varietas baru PRG bisa meningkatkan produksi pangan Indonesia dan bisa meningkatkan kesejahteraan petani," katanya.