Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Badan Pengelola Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) bakal memiliki peran besar di BUMN. Sedangkan Kementerian BUMN hanya akan memegang saham seri A Dwiwarna sebesar 1 persen dalam Danantara. Meski begitu, Kementerian BUMN disebut tetap memiliki peranan penting.
Peneliti Departemen Ekonomi Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Deni Friawan menyebut bahwa Kementerian BUMN tetap berada di atas BPI Danantara. Diketahui, saham holding investasi dan holding operasional akan dimiliki oleh Menteri BUMN dan BPI Danantara. Menteri BUMN, yang mewakili presiden sebagai pemegang kekuasaan, akan memegang satu persen saham seri A Dwiwarna sementara BPI Danantara menjadi pemegang 99 persen saham seri B. “Jadi manajemen Danantara itu tetap di bawah pengaruh atau pengawasan dari Kementerian BUMN,” kata Deni.
Beda Saham Seri A, B, dan C
Dalam struktur kepemilikan perusahaan, terutama di perusahaan terbuka (Tbk), saham sering diklasifikasikan menjadi beberapa seri, seperti Saham Seri A, Seri B, dan Seri C. Masing-masing seri memiliki karakteristik, hak, serta tingkat pengaruh yang berbeda bagi pemegangnya.
Saham Seri A
Dikutip dari gultomlawconsultants.com, Saham Seri A biasanya merupakan saham dengan hak istimewa tertinggi dalam sebuah perusahaan. Saham ini sering kali diberikan kepada pendiri perusahaan, investor awal, atau dalam beberapa contoh, pemerintah.
Pemegang saham Seri A umumnya memiliki hak suara lebih besar dibandingkan dengan pemegang saham seri lainnya. Contohnya, satu saham Seri A bisa memiliki hak suara setara dengan beberapa saham Seri B atau Seri C.
Pemegang saham Seri A dapat memiliki hak veto dalam keputusan penting perusahaan, seperti pengangkatan direksi, merger, atau perubahan anggaran dasar. Selain itu, jika ada pembagian dividen, pemegang saham Seri A mungkin mendapatkan jumlah lebih besar atau mendapatkan pembayaran lebih awal dibandingkan pemegang saham lainnya.
Dalam beberapa perusahaan, saham Seri A hanya bisa dimiliki oleh pihak tertentu, seperti pemerintah atau pendiri perusahaan. Contoh penerapan saham Dwiwarna Seri A adalah salah satu bentuk saham Seri A yang dimiliki pemerintah dalam perusahaan BUMN strategis seperti Telkom dan Bank Mandiri.
Saham Seri B
Saham Seri B adalah saham dengan hak yang lebih rendah dibandingkan dengan saham Seri A tetapi tetap memiliki hak kepemilikan dan keuntungan dalam perusahaan. Biasanya, saham ini dimiliki oleh investor atau karyawan perusahaan.
Dalam banyak kasus, saham Seri B memiliki hak suara yang lebih sedikit. Misalnya, satu saham Seri A bisa memiliki 10 suara, sementara satu saham Seri B hanya memiliki 1 suara. Pemegang saham Seri B tetap berhak atas dividen, meskipun bisa dalam jumlah yang lebih kecil dibandingkan dengan Seri A.
Saham Seri B biasanya lebih sering diperdagangkan di pasar saham dibandingkan Seri A, terutama jika perusahaan sudah go public. Investor yang ingin berinvestasi tanpa mengincar kendali perusahaan biasanya membeli saham Seri B. Contohnya adalah saham yang berada di perusahaan seperti Google.
Saham Seri C
Saham Seri C sering kali diperuntukkan bagi investor eksternal, institusi keuangan, atau karyawan perusahaan yang diberikan opsi saham sebagai bentuk kompensasi.
Dilansir dari bplawyers.co.id, pemegang saham Seri C sering kali tidak memiliki hak suara atau memiliki hak suara yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan pemegang saham Seri A dan Seri B. Saham Seri C lebih difokuskan untuk investasi pasif, di mana pemegang saham mendapatkan keuntungan dari dividen dan apresiasi harga saham.
Saham ini umumnya lebih bebas diperdagangkan dibandingkan Seri A, sehingga lebih likuid di pasar saham. Beberapa perusahaan menggunakan saham Seri C untuk memberikan insentif kepada karyawan dalam bentuk opsi saham atau menggalang dana tambahan dari investor baru.
Dalam beberapa perusahaan teknologi yang sedang berkembang, saham Seri C sering kali diberikan kepada investor modal ventura atau institusi keuangan yang masuk di tahap akhir sebelum perusahaan melakukan IPO.
Ervana Trikarinaputri berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Ormas Keagamaan Makin Menyala: Bisa Jadi Penasihat Danantara
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini