Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Kementerian PUPR Genjot Penyelesaian Underpass Ngurah Rai

Kementerian PUPR menggenjot penyelesaian pembangunan underpass Simpang Tugu Ngurah Rai, Denpasar, Bali.

21 Maret 2018 | 13.37 WIB

Underpass di Simpang Bundaran Tugu Ngurah Rai. Youtube.com
Perbesar
Underpass di Simpang Bundaran Tugu Ngurah Rai. Youtube.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menggenjot penyelesaian pembangunan underpass Simpang Tugu Ngurah Rai, Denpasar, Bali. Hingga awal Maret 2018, progres fisik pekerjaan telah mencapai 40 persen. Proyek tersebut ditargetkan selesai lebih cepat, yakni Agustus 2018, dari target semula September 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Underpass ini dibangun dengan tujuan mengurangi kemacetan di Kota Denpasar serta mendukung pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia (IMF-WB) pada 2018,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, melalui keterangan tertulis yang diterima Tempo pada Rabu, 21 Maret 2018. Dalam acara pertemuan internasional tersebut, diperkirakan sekitar 15 ribu peserta akan hadir, sehingga diperlukan kelancaran mobilitas ke lokasi berlangsungnya acara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Pengerjaan proyek ini dipercepat untuk mengurangi gangguan lalu lintas. Lokasi ini merupakan simpul kemacetan akibat pertemuan lalu lintas dari empat arah, yakni dari dan menuju Bandara Ngurah Rai, Jalan Tol Bali Mandara, serta Kota Denpasar menuju kawasan wisata Nusa Dua dan sekitarnya. Selain itu, Simpang Tugu Ngurah Rai merupakan jalur utama dari dan menuju Bandara Internasional Ngurah Rai maupun kawasan wisata Nusa Dua.

Upaya percepatan dilakukan dengan menambah jumlah pekerja sehingga dapat dikerjakan melalui tiga shift. Shift pertama pukul 08.00-17.00, dilanjutkan shift kedua pukul 17.00-23.00, dan shift ketiga pukul 02.00-07.00. Kementerian PUPR juga telah meminta kontraktor menambah alat dengan tetap memperhatikan kualitas pekerjaan, juga melaksanakan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja (K3) termasuk kebersihan.

“Salah satu tantangan dalam pembangunan underpass tersebut adalah lokasinya yang berdekatan dengan bandara, sehingga tidak dapat menggunakan peralatan konstruksi yang terlalu tinggi karena dikhawatirkan mengganggu pesawat yang hendak terbang dan mendarat,” kata Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VIII I Ketut Darmawahana.

Selama masa pengerjaan proyek, dilakukan rekayasa lalu lintas dan jalur alternatif. Salah satu alternatif tersebut adalah pengendara yang menuju Nusa Dua, Uluwatu, dan Jimbaran dapat melalui Jalan Tol Bali Mandara, lalu untuk tujuan Bandara Ngurah Rai dapat melewati Jalan Raya Kuta (Tuban).

Underpass Ngurah Rai akan memiliki panjang 712 meter, lebar 17 meter, dan tinggi 5,2 meter. Dari hasil studi kelayakan (FS), kehadiran underpass dapat mengurangi kemacetan hingga 50 persen dari kondisi semula. Kemacetan akan terurai karena kendaraan dari Nusa Dua menuju Denpasar atau sebaliknya bisa lebih lancar melalui underpass.

Pembangunan underpass dimulai sejak September 2017, dengan nilai Rp 168,3 miliar melalui anggaran Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VIII, Ditjen Bina Marga. Konstruksi dikerjakan PT Adhi Karya, PT Nindya Karya, dan PT Wira KSO. Sedangkan konsultan supervisi oleh PT Wira Widyatama, PT Aria Jasa Reksatama, dan PT Tata Guna Patria (Joint Operation).

Baca berita lainnya tentang PUPR di Tempo.co.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus