Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Provinsi Bali memerlukan waktu tiga hingga enam bulan untuk memulihkan industri pariwisata di daerahnya seumpama wabah virus corona Covid-19 berhasil diredam. Fase pemulihan ini merupakan skenario yang telah disiapkan sebagai upaya mitigasi untuk menjaga keberlangsungan sektor pariwisata di Bali.
"Ada dua skenario yang disiapkan. Pertama, kalau wabah berlangsung tiga bulan, berarti kita siapkan pemulihannya juga tiga bulan," ujar Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali I Putu Astawa saat dihubungi Tempo pada Sabtu, 10 Maret 2020.
Skenario kedua, Bali memerlukan fase pemulihan enam bulan seandainya wabah yang melanda seratusan negara di dunia ini juga awet berlangsung hingga enam bulan ke depan. Sembari menyiapkan pemulihan, Putu memastikan Provinsi Bali saat ini tidak akan melakukan promosi wisata untuk mendatangkan turis, khususnya turis asing.
Pemerintah setempat akan berfokus pada gerakan antisipasi untuk memastikan virus tersebut tidak meluas. Putu mengimbuhkan, pemerintah juga harus memastikan bahwa hotel-hotel, tempat wisata, restoran, dan tempat publik lainnya menerapkan prosedur keamanan dengan tepat.
Dengan mitigasi yang telah disiapkan, pada masa pemulihan nanti, pemerintah provinsi akan berfokus memperbaiki citra Bali. Fase pemulihan ini dianggap penting untuk mengembalikan kepercayaan wisatawan kepada Pulau Dewata.
"Kami harapkan, Juli sudah selesai untuk masa pemulihan. Namun kalau virus ini berlangsung sampai enam bulan, fase pemulihan baru akan kelar akhir tahun," tuturnya.
Dampak penyebaran virus corona saat ini diakui memang telah memukul sektor pariwisata Bali. Putu mengatakan imbas wabah ini bahkan diprediksi lebih menghantam ketimbang saat bencana erupsi Gunung Agung terjadi.
"Karena dampak corona ini jangka waktunya lama. Sedangkan Gunung Agung waktunya lebih pendek," ujarnya.
Berdasarkan catatan Pemerintah Provinsi Bali, kunjungan wisatawan asing ke Pulau Dewata hingga 9 Maret 2020 melorot 30 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu. Pada 2019, jumlah wisman pada periode low season (sepi kunjungan) Januari-Maret masih tercatat mencapai 430 ribu wisatawan mancanegara per bulan.
Sedangkan tahun ini, kunjungan wisatawan mancanegara pada periode yang sama hanya menyentuh 330 ribu. "Jadi penurunannya kalau dihitung per bulan sekitar 100 ribu dibanding 2019," tutur Putu.
Adapun hingga Maret, turis asing yang masih terpantau mengunjungi Bali terbanyak berasal dari Australia dan Amerika Serikat. Pada 1 hingga 9 Maret, kunjungan turis Australia tercatat sebanyak 30 ribu orang dari total 114 ribu. Sedangkan kunjungan wisman Amerika Serikat 7.295 orang.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini