Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Musim hujan belum beranjak pergi dan sejumlah daerah di Indonesia masih banyak didapati jalan berlubang maka berpotensi membahayakan pengendara karena tertutup air. Sejatinya, apakah penyebab dari jalan berlubang tersebut?
Aneka Sebab Jalan Berlubang
Mengutip dari laman Sistem Informasi Pelaporan Kerusakan Jalan atau SIPLAN Kota Salatiga, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab jalan berlubang. Antara lain:
1. Beban Volume Lalu Lintas
Peningkatan beban volume lalu lintas sangat berpengaruh faktor terjadinya kerusakan jalan, karena pada saat perancangan perkerasan jalan, tentunya akan dirancang sesuai dengan standar dan ketentuan yang berlaku (SNI).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hal ini paling umum ditemukan pada perkerasan lentur atau aspal, itulah mengapa perkerasan aspal memerlukan biaya pemeliharaan yang lebih besar, namun kerusakan jalan akibat meningkatnya volume lalu lintas pada perkerasan jalan beton juga bisa terjadi, terlebih jika selalu dilalui oleh kendaraan berat seperti truk yang bermuatan berlebih.
2. Sistem Drainase yang Buruk
Pada 2018, salah satu staff teknik di PT. Trans-Jawa Paspro Jalan Tol pernah menyampaikan bahwa sejumlah jalan rusak karena tidak di dukung oleh drainase yang baik. Menurutnya secara prinsip air itu harus secepat mungkin dialirkan supaya tidak menimbulkan genangan di badan jalan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Terlebih saat banjir, air yang menggenang dalam waktu sebentar di jalan saja dapat mengakibatkan kerusakan pada jalan dan juga berlubang. Terlebih jika jalanan digenangi dalam waktu yang lama seperti ketika banjir, atau bahkan disertai kemacetan, dan dilewati berbagai kendaraan berat.
Hal-hal diatas akan semakin memperparah kondisi perkerasan jalan jika perkerasan jalan sudah mengalami kerusakan seperti munculnya retakan. Itulah mengapa adanya sistem drainase yang baik atau minimal sesuai dengan standar yang berlaku sangat penting untuk mengalirkan air di badan jalan agar tidak menggenang.
3. Kondisi Tanah yang Tidak Stabil
Sebelum melakukan pembangunan atau konstruksi perkerasan jalan pada sebuah lahan, perlu dilakukan pengecekan tanah terlebih dahulu sehingga didapatkan data tanahnya.
Namun kenyataannya, kita tidak bisa sepenuhnya mengandalkan data tanah, karena terkadang tidak menggambarkan karakteristik tanah yang semestinya. Hal itu pula yang dapat menyebabkan kondisi tanah tidak stabil. Kondisi tanah yang tidak stabil seperti tanah lempung, atau mengalami pergerakan ini terutama akibat jalan yang terus menerus dilalui oleh kendaraan berat dapat menyebabkan kerusakan jalan.
4. Perencanaan Perkerasan Tidak Sesuai
Dalam merancang perkerasan jalan, tentunya memiliki standarisasi yang perlu dipenuhi berdasarkan peraturan yang berlaku dengan memperhitungkan berbagai faktor seperti jenis klasifikasi jalan yang akan dibuat, perencanaan geometrik jalannya, lapisan dan data tanah yang akan dibangun, desain tulangannya (jika perkerasan beton), dan sebagainya.
Namun terkadang memang perencanaan tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi, sehingga membuat perencanaan, atau desain perkerasan yang dibuat tidak sesuai dengan kondisi sesungguhnya.
5. Kurang Perawatan atau Pemeliharaan
Kurangnya perawatan atau pemeliharaan pada perkerasan jalan sejak dini dan tepat seperti saat adanya kerusakan kecil juga dapat menyebabkan jalan berlubang, khususnya jika dibiarkan terus menerus. Hal ini dapat berujung pada mencelakai pengendara maupun pengguna jalan yang melintasinya.
Bahaya Jalan Berlubang atau Rusak
Tidak sedikit kasus yang melibatkan pengguna jalan akibat jalan berlubang. Pemerintah mesti memperhatikan keselamatan masyarakatnya, salah satunya dengan memperbaiki jalanan yang rusak tersebut.
Di antara risiko mengerikan akibat jalan berlubang pernah terjadi di Lamongan. Korban tewas, Heri Triyanto, 47 tahun, terjatuh ketika mengendarai motor Honda Supra nopol S 3861 JBZ akibat jalan rusak dan berlubang di poros nasional Lamongan-Babat, tepatnya di Dusun Plalangan, Desa Plosowahyu, Kecamatan Lamongan.
Heri dan motornya terjatuh lalu terlindas truk tronton. Korban pun tewas seketika di lokasi kejadian yang berada tepat di depan kampus Universitas Muhammadiyah Lamongan (UMLA).
Kisah serupa juga pernah terjadi di Semarang...
Kisah serupa juga pernah terjadi di Semarang. Tepatnya di Jalan Raya Kaligawe, Kota Semarang, Jawa Tengah yang melibatkan pengendara malang bernama Nurozi pada Kamis lalu, 19 Janauri 2023.
Nurozi adalah petani warga Banjarsari, Sayung, Kabupaten Demak. Dia tewas terlindas truk tronton di Jalan Raya Kaligawe setelah terjatuh karena jalan berlubang.
Menurut Kanit Laka Satlantas Polrestabes Semarang AKP Adji Setiawan, insiden terjadi ketika melewati jalan berlubang, sepeda motor korban oleng dan terjatuh.
Bahkan kawasan Jabodetabek pun tidak ketinggalan dari kecelakaan akibat jalan berlubang. Pada 24 Februari 2009 silam, akibat lubang jalan yang menganga, dua sepeda motor mengalami kecelakaan beruntun di Fly Over putaran UI, Depok, pagi tadi. Seorang wanita hamil, Rachmawati, 25 tahun, terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit Bunda tidak jauh dari lokasi.
Menurut data Traffic Management Center Polda Metro Jaya, kedua sepeda motor tersebut terjatuh bersamaan.
Awalnya sepeda motor Vario di depan menggilas ceruk di jalan berlubang itu sehingga motor hilang keseimbangan. Dari belakang, motor Shogun yang membonceng wanita hamil menabrak. Kedua motor terjatuh. Namun beruntungnya, dalam kejadian tersebut tidak ada korban jiwa. Wanita hamil langsung dibawa ke Rumah Sakit. Adapun pengendara sepeda motor yang terlibat tabrakan hanya mengalami luka ringan.
DANAR TRIVASYA FIKRI
Pilihan editor : Hati-hati Pengendara Motor Lewat Jalan Rusak, Akibatnya Bisa Fatal
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.