Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Rumus ROA atau Return on Assets memberikan pandangan yang jelas tentang efisiensi perusahaan dalam mengelola asetnya untuk menghasilkan keuntungan. Return on Assets akan membantu memperkirakan perkembangan dan kemampuan perusahaan secara keseluruhan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dengan mengukur seberapa besar laba yang dihasilkan oleh perusahaan dari setiap rupiah aset yang dimilikinya, rumus ROA membantu investor untuk menilai kinerja keuangan perusahaan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Apa itu rumus ROA? Bagaimana cara menghitung rumus ROA? Mari simak definisi, cara menghitung, dan contoh kasus menggunakan rumus ROA!
Definisi ROA (Return on Assets)
ROA (Return on Assets) adalah sebuah rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur seberapa untung suatu perusahaan dibandingkan dengan total aset yang dimilikinya.
Rasio ini merupakan alat yang sangat berguna bagi manajemen perusahaan, analis keuangan, dan investor karena dapat memberikan wawasan tentang seberapa efisien perusahaan dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan laba.
Ketika rasio ROA lebih tinggi, mengindikasikan bahwa perusahaan lebih efisien dalam mengelola asetnya untuk menghasilkan laba yang merupakan tanda positif bagi keuangan perusahaan.
Sebaliknya, rasio ROA yang lebih rendah menunjukkan bahwa ada ruang untuk perbaikan dalam penggunaan aset untuk menghasilkan laba yang lebih besar.
Rumus ROA merupakan dasar dari analisis kinerja keuangan perusahaan yang menguntungkan. Rumus ini memberikan gambaran tentang pendapatan yang dihasilkan dari modal atau aset yang telah diinvestasikan dalam perusahaan tersebut.
Dengan demikian, rumus ROA membantu dalam mengukur tingkat efisiensi penggunaan aset dan memainkan peran penting dalam memahami kesehatan finansial serta potensi pertumbuhan suatu perusahaan.
Cara Mudah Menghitung ROA
Menerapkan rumus ROA (Return on Assets) dalam perusahaan bisa sangat beragam dan sangat tergantung pada industri di mana perusahaan tersebut beroperasi.
Artinya, ROA untuk perusahaan teknologi mungkin berbeda dengan ROA untuk perusahaan makanan dan minuman.
Inilah sebabnya ketika menggunakan ROA sebagai alat perbandingan sebaiknya membandingkan dengan ROA perusahaan dalam periode sebelumnya atau dengan perusahaan sejenis.
Angka ROA memberikan gambaran kepada para investor mengenai seberapa efisien perusahaan dalam mengubah investasi menjadi keuntungan bersih.
Semakin tinggi angka ROA, maka semakin baik keuangan perusahaan tersebut. Hal ini karena angka ROA menunjukkan bahwa perusahaan dapat menghasilkan lebih banyak laba dengan menggunakan investasi yang lebih sedikit.
Sederhananya, angka ROA yang lebih tinggi mencerminkan tingkat efisiensi aset yang lebih tinggi. Untuk menghitung ROA, Anda membagi laba bersih perusahaan dengan total aset yang dimilikinya. Rumusnya sederhana:
ROA = (Laba Bersih / Total Aset) x 100%
Keterangan dalam rumus ini:
- Laba bersih adalah keuntungan bersih yang dihasilkan oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu setelah mengurangkan semua biaya operasional, beban bunga, pajak, dan elemen lain yang mempengaruhi laba bersih.
- Total aset adalah jumlah total aset yang dimiliki oleh perusahaan pada akhir periode tersebut. Ini mencakup semua aset yang dimiliki oleh perusahaan, termasuk uang tunai, inventaris, properti, peralatan, investasi, dan aset lainnya.
Contoh Kasus Penggunaan Rumus ROA
Berikut ini contoh sederhana penggunaan rumus ROA (Return on Assets) dalam sebuah kasus:
Contoh Kasus:
Perusahaan A dan Perusahaan B merupakan dua perusahaan dalam industri yang sama. Kita ingin membandingkan ROA mereka untuk menilai seberapa efisien keduanya dalam menghasilkan laba dari aset yang dimiliki. Di akhir tahun, berikut adalah informasi keuangan keduanya:
Perusahaan A:
- Laba Bersih: Rp 800.000.000
- Total Aset: Rp 10.000.000.000
Perusahaan B:
- Laba Bersih: Rp 1.500.000.000
- Total Aset: Rp 20.000.000.000
Sekarang, mari hitung ROA untuk masing-masing perusahaan:
ROA Perusahaan A = (Rp 800.000.000 / Rp 10.000.000.000) x 100% ROA Perusahaan A = 8%
ROA Perusahaan B = (Rp 1.500.000.000 / Rp 20.000.000.000) x 100% ROA Perusahaan B = 7.5%
Dalam contoh ini, Perusahaan A memiliki ROA sebesar 8%, sementara Perusahaan B memiliki ROA sebesar 7.5%.
Angka rasio Perusahaan A memiliki ROA yang lebih tinggi daripada Perusahaan B. Ini menunjukkan bahwa Perusahaan A lebih efisien dalam menghasilkan laba dari aset yang dimiliki dibandingkan dengan Perusahaan B.
KAYLA NAJMI IHSANI