Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Khashoggi datang melirik kayu

Wawancara Tempo dengan adnan khashoggi. ia berkunjung ke indonesia. tertarik pada ekspor kayu & merencanakan membuka bisnis di Indonesia. ia akan memasarkan produk-produk Indonesia ke pasar bisnisnya.

18 Maret 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DIA tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Selasa petang pekan lalu, menumpang pesawat pribadi DC-9, diiringi sejumlah pembantu dekatnya. Antara lain, dokter pribadi dari Prancis, tukang pijat dari Belgia, dan penasihat spiritual dari India Maharesi Shri Chandra Swamiji. Kedatangan Adnan Khashoggi bisa jadi merupakan rezeki bagi sementara kalangan bisnis di sini. AK cuma melewatkan dua hari di Jakarta, dalam perjalanan ke Singapura, Hong Kong, dan Tokyo. Selama di Jakarta, AK sempat dijamu di Mercantile Club, Jakarta. "Sebetulnya saya ingin ke Bali. Tapi di pulau wisata itu kabarnya sedang ada liburan keagamaan, sehingga sepi sekali. Jadinya, saya ke Jakarta saja," ujarnya. Beberapa jam sebelum meninggalkan Jakarta, Adnan Khashoggi sempat diwawancarai reporter TEMPO Bachtiar Abdullah, Sidartha Pratidina, dan Mohamad Cholid, di lantai puncak Mandarin Suite. Beberapa petikan: Bagaimana sampai Anda tertarik berhunjung ke Jakarta? Banyak kemajuan yang telah dialami negara ini. Sudah banyak gedung bertingkat. Saya ingin melihat langsung peluang bisnis di sini, terutama karena meningkatnya ekspor Indonesia. Anda ini serius ingin berdagang dengan Indonesia? Tentu saja saya serius. Tapi, sebelum sampai kepada suatu keputusan, para staf saya terlebih dulu mempelajari peluangpeluang bisnis di sini, dan enam bulan mendatang akan menyerahkan laporan kelayakan kepada saya. Dalam usaha apa saja kiranya Anda tertarik? Saya tertarik pada apa yang sudah diproduksi dan diekspor Indonesia, terutama produk-produk kayu. Saya tentu bisa menghubungkan pemasaran produk-produk ekspor Indonesia ke pasar yang sudah kami kuasai. Ini bisnis yang menyenangkan. Kapan Anda akan membuka usaha di Jakarta? Ya, sekitar enam bulan mendatang itu, setelah selesainya studi kelayakan. Tapi, Anda pernah disebut-sebut memiliki usaha perkapalan di Indonesia. Benarkah itu? Betul. Itu terjadi tahun 1974-1975. Waktu itu perusahaan saya yang di Amerika Serikat, Triad Capital -- sebuah anak perusahaan dari Triad Holding di Luksemburg -- telah mendukung pembiayaan pembelian 13 tanker Pertamina sebesar US$ 220 juta. Suatu komitmen yang cukup besar, untuk ukuran waktu itu. Kami bertindak sebagaimana layaknya sebuah bank komersial. Kami membuat paket transaksi dan sekaligus pembiayaannya. Tanker-tanker itu disewakan kembali ke Pertamina, dan sekarang sudah menjadi milik Pertamina. Pola seperti ini lazim kami lakukan. Nama Anda banyak disangkutpautkan dwngan kasus Iran-Contra. Memang saya terlibat dalam kasus itu. Saya mencoba menjalin hubungan damai antara Iran dan Irak, agar keduanya mau berbicara. Soal penjualan senjata itu? Berjualan senjata sesungguhnya bukan bagian dari bisnis saya. Saya mulai tertarik ketika Israel melibatkan Amerika. Mereka ingin menguji saluran-saluran komunikasi yang saya miliki. Orang Amerika bilang, serahkan satu sandera kepada kami untuk membuktikan bahwa Anda bisa melakukan apa saja dengan pemerintahan Khomeini. Maka, saya taruh uang US$ 1 juta. Ini tak ada artinya bila dibanding dengan nilai perang Iran-Irak yang sudah menelan milyaran dolar itu. Mereka bilang, kalau Anda betul teman orang-orang Iran, buktikan. Orang-orang Iran membuktikan kemampuannya, dan orang-orang Amerika memberikan sejumlah kecil persenjataan. Pokoknya, paling tidak masing-masing telah melakukan sesuatu. Itulah idenya. Dan karena itulah mengapa saya sampai terlibat. Dan itulah yang mereka sebut "senjata ditukar sandera". Itu tidak betul. Dalam Tower Report (John Tower adalah anggota Senat dari Texas), itu sudah terbukti tak betul. Orang-orang Amerikalah yang menggunakan uang penjualan senjata dari Iran itu untuk membiayai gerilyawan Contra di Nikaragua. Dan itu soal lain. Apakah Anda masih berjualan senjata? No, no, no. Saya sudah pensiun dari urusan dagang senjata. Saya sebenarnya tak pernah menjual senjata kecuali ke negara saya, Arab Saudi. Itu pun karena saya bermitra dagang dengan perusahaan Northrop di AS. Sekarang saya tidak lagi menjual senjata ke negara saya. Pedagang senjata masa kini adalah orang-orang pemerintah seperti Tuan Bush atau Nyonya Thatcher. Apakah Anda menyukai politik? Sayangnya, saya tak suka politik. Politik hanya membuang-buang waktu. Ambillah keuntungan dari keadaan damai saat ini, mumpung Soviet dan Amerika sedang berbaik-baik. Saya pikir, orang-orang Jepanglah yang lebih cepat menangkap pesan ini daripada bangsa lainnya. Tahun 1987 kabarnya Anda dilanda kesulitan keuangan. Apa sekarang sudah pulih? Kami menghadapi masalah investasi di Salt Lake City, Utah, AS. Kami membangun enam pencakar langit di sana senilai US$ 600 juta. Well, boleh dibilang, hampir setiap sudut kota itu kami bangun. Tiba-tiba air danau di sana turun permukaannya, dan banyak tambang tembaga yang gulung tikar. Itulah penyebab utama turunnya harga bangunan dan tanah di sana. Tapi kami bisa menyelesaikannya dengan para bankir kami. Yang jelas, musibah itu tak banyak mempengaruhi binis internasional kami. Beberapa sumber menyebutkan kekayaan Anda pernah mencapai US$ 2 sampai 4 milyar. Tapi majalah terkenal Fortune menilai seluruh aset perusahaan Anda di bawah satu milyar dolar dua tahun silam. Mana yang benar? Well, memang tak seperti dibesar-besarkan oleh tulisan para wartawan. Tapi saya sendiri tak mengetahui secara persis berapa besarnya. Jadi, akan saya hitung dulu, deh. Nanti akan saya beritahukan kepada Anda, he ... he ... he. Anda lebih piawai jadi pialang daripada seorang manajer yang baik Sebagai individu saya tak pernah melatih diri saya sebagai manajer yang duduk di kantor. Saya lebih bisa melihat peluang. Itu betul. Saya sangat bergantung pada manajemen yang mengoperasikan usaha saya. Kalau orang-orang ini tak tahu bagaimana mengelola usaha saya, mereka pasti akan saya ganti. Dan saya lebih suka menangani bisnis dari kantor berjalan saya, di atas pesawat terbang atau kapal pesiar. Hidup saya seperti gypsy.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus