Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Munculnya pandemi memberi kesempatan baru untuk Nusantics.
Alat jenis pertama buatan Nusantics sudah terdistribusi ke 19 provinsi.
Mengembangkan alat tes generasi ketiga yang dapat mendeteksi virus dari sampel air liur.
JAKARTA – Tiga sahabat lama, Sharlini Eriza Putri, Vincent Kurniawan, dan Revata Utama, awalnya hanya memakai teknologi buatan mereka untuk mendukung informasi produk perawatan kulit. Tak disangka-sangka, kemampuan start-up yang mereka bangun sejak 2019 itu, kini berperan besar dalam diagnosis pengujian gejala Covid-19.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketiga orang itu datang dari latar belakang akademis dan profesional yang berbeda. Putri merupakan lulusan Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung, Vincent merupakan insinyur industri dari California State Polytechnic University, dan Revata membidangi biomedis. Mereka kemudian sepakat mengembangkan riset genomika dan mikrobioma yang bisa dipakai untuk penerapan gaya hidup sehat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami sempat memilih industri kecantikan karena sektor itu menguntungkan dan tidak memiliki regulasi yang rumit,” ujar Putri, seperti dilansir dari laman KrASIA pada 13 Januari lalu.
Dunia mikrobioma, kata dia, berisi segala ekosistem mikroorganisme yang kompleks, dari bakteri, jamur, hingga virus, yang hidup di dalam setiap makhluk hidup. Manusia, dalam hal ini, memiliki profil mikrobioma yang unik dan bisa dikembangkan untuk berbagai fungsi. Di laboratorium khusus, perusahaan rintisan yang mereka namai Nusantics itu menginisiasi tes usap wajah untuk menilai keragaman kulit konsumen. Ada juga layanan konsultasi terkait dengan pemilihan produk perawatan kulit.
COO Nusantics Vincent Kurniawan, CEO Sharlini Eriza Putri, dan CTO Revata Utama. Dok. Nusantics
Pada masa awal Nusantics berdiri, Putri mengatakan timnya harus berkolaborasi dengan berbagai pemain industri perawatan kulit dan kosmetik. Bisnis inti Nusantics, kata dia, adalah menyediakan jasa penelitian dan pengembangan profil mikrobioma untuk berbagai produk.
Revata, yang kini memimpin divisi teknologi Nusantics, mengatakan 52 persen dari tubuh manusia terdiri atas mikrobioma. “Kita tidak akan menjadi manusia yang berfungsi sepenuhnya tanpa itu,” katanya.
Munculnya pandemi memberi kesempatan baru untuk Nusantics. Pada saat pemerintah kesulitan mendeteksi risiko penularan virus karena minimnya alat tes, Revata berkata timnya mulai mendekati Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk menawarkan pengembangan purwarupa test kit Covid-19. Start-up ini akhirnya bergabung dengan Satuan Tugas Penanganan Covid-19.
Tes polymerase chain reaction (PCR) alias tes usap bukan hal asing bagi Revata. “Saya sebelumnya bekerja di perusahaan yang berfokus pada diagnostik molekuler, persisnya meneliti teknologi chip-in-a-tube, PCR digital, serta mikrobioma,” kata dia. “Dasar dari teknologi genomika adalah PCR.”
Menurut Revata, pemetaan genom atau mikrobioma sangat krusial karena virus terus bermutasi dan beradaptasi dengan inang serta lingkungannya. Hal ini pun akan menjadi penting dalam pengembangan vaksin.
Serum minyak pelembab Nusantics. Dok. Nusantics
Hingga kini, Nusantics sudah mengembangkan dua generasi alat uji Covid-19. Jenis pertama sudah terdistribusi ke 19 provinsi sebagai bagian gerakan Indonesia Pasti Bisa. Gerakan itu diprakarsai East Ventures, pemodal Nusantics, yang bekerja sama dengan BPPT dan PT Bio Farma (Persero). Sudah ada total 100.020 alat uji PCR yang disebarkan gerakan ini. “Alat generasi kedua dibuat dengan desain multipleks yang membuat proses diagnostiknya tiga kali lebih cepat,” tutur dia.
Nusantics kini mengembangkan alat tes generasi ketiga yang ditargetkan dapat mendeteksi virus baru ini dari sampel air liur. Alat ini pun diproyeksikan bisa menggantikan swab, yang berupa pengambilan sampel lendir dari hidung dan mulut. “Semoga bisa jadi pengganti karena tes usap itu tidak nyaman, bahkan menyakitkan bagi sebagian orang.”
YOHANES PASKALIS
Tulisan ini merupakan hasil kerja sama Koran Tempo dan KrASIA.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo