Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ekonomi

KKP Klaim Produksi Ikan Bawal Hybrid Unggul

Hibridisasi jenis ikan bawal yang dimiliki oleh BPBL Batam dilakukan dengan mengambil sifat-sifat unggul yang terdapat pada kedua jenis ikan.

11 Maret 2021 | 13.42 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah memproduksi benih ikan Bawal Bintang secara massal sejak 2009, kini Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam kembali melakukan inovasi terbaru dengan memproduksi massal ikan Bawal Hybrid. Bawal Hybrid merupakan hasil persilangan antara induk betina Bawal Bintang Sirip Panjang (Trachinotus blochi, Lacepode, Silver Pompano atau yang selanjutnya disebut sebagai Bawal Bintang) dengan Bawal Emas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Hibridisasi jenis ikan bawal yang dimiliki oleh BPBL Batam tersebut dilakukan dengan mengambil sifat-sifat unggul yang terdapat pada kedua jenis ikan tersebut," kata Dirjen Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto dalam keterangan tertulis, Kamis, 11 Maret 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia mengatakan ikan Bawal Bintang itu sudah terbukti mampu beradaptasi dari habitat alami sub tropis ke lingkungan perairan Indonesia, lalu mudah dipijahkan serta bisa dikembangkan pada kisaran salinitas yang cukup lebar, antara salinitas 19 ppt sampai dengan 34 ppt). Kalau untuk Bawal Emas, muncul warna keemasan pada permukaan tubuh ikan, memiliki daging yang lebih tebal dan pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan Bawal Bintang, namun pemijahannya relatif sulit.

Pengujian performa produksi Bawal Hybrid dilakukan dengan uji multilokasi di lima daerah, yaitu di Jawa Tengah oleh Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung, di Kalimantan oleh Balai Perikanan Air Laut dan Payau Kotabaru, Kalimantan Selatan, di Kepulauan Riau oleh Balai Perikanan Budidaya Laut Batam dan pembudidaya di sekitar BPBL Batam serta di Riau oleh para pembudidaya di Kepulauan Kepulauan Meranti.

Sementara itu, Kepala BPBL Batam Toha mengatakan produksi bawal hybrid dengan pemijahan alami mampu menghasilkan sekitar 100 ribu hingga 150 ribu butir telur fertil dan 40 ribu ekor benih yang siap disebarluaskan ke masyarakat. Sedangkan, pemijahan dengan metode rangsang hormon, produksi dapat ditingkatkan sampai dengan dua kali lipatnya.

Toha menjelaskan sejak bulan September 2020 sampai dengan saat ini telah diproduksi benih Bawal Hybrid sebanyak lima siklus. Menteri Trenggono mengapresiasi program pemuliaan induk dan mendorong breeding program yang dilaksanakan oleh Balai Perikanan Budidaya Laut Batam.

"Saya sangat mengapresiasi program pemuliaan induk Bawal Hybrid ini, dan mendorong program breeding yang dilakukan BPBL Batam," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono.

Dia juga berharap komoditas yang dikembangkan Balai dapat dimaksimalkan dalam skala industri dengan melibatkan masyarakat pembudidaya, sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan dan menciptakan lapangan kerja baru.

Hibridisasi ini dilakukan sebagai usaha BPBL Batam untuk mengembangkan dan memanfaatkan sumber daya genetik yang telah dimilikinya untuk mendukung percepatan pembangunan perikanan budidaya laut.

Strategi breeding program dan pemuliaan induk akan terus dilaksanakan oleh Ditjen Perikanan Budidaya KKP berfokus pada dua kegiatan pokok, yaitu untuk mempertahankan galur murni masing-masing spesies serta untuk mendapatkan strain/ varietas bawal ikan hybrid yang memunculkan fenotip-fenotip unggul dari kedua komoditas yang ada.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus