"ASTRA sekarang memang lagi butuh banyak uang. Astra kan mau melakukan perluasan industri mobil, sepeda motor. Astra juga mau mengembangkan industri basis perkayuan," kata Palgunadi T. Setyawan, Wakil Presiden PT Astra International. Penjelasan ini agaknya tak berlebihan. Ekonomi yang berkembang baik telah menaikkan permintaan terhadap produk-produk Astra seperti mobil, sepeda motor, bahkan sepeda biasa. Coba lihat, pesanan terhadap mobil Daihatsu Classy sedemikian besarnya hingga calon pembeli harus antre sampai Agustus 1991, sedangkan peminat Toyota Kijang juga antre sampai awal 1991. Tak bisa tidak, Astra harus menambah kapasitas pabrik-pabriknya. Untuk itu perlu kredit. Kebetulan saja, kedua fasilitas kredit yang diambil Astra, ternyata, relatif murah. Menurut eksekutif keuangan Astra, J.M. Agus, kedua jenis pinjaman itu berjangka waktu tiga tahun dan Astra bisa menariknya secara bertahap. Bunganya akan mengikuti suku bunga pinjaman antarbank yang berlaku di tempat pinjaman ditarik, ditambah 0,5%. Fasilitas kredit di Tokyo sebesar US$ 50 juta telah disediakan oleh 15 bank Jepang yang dipimpin oleh Dai-Ichi-Kangyo Bank, Mitsubishi Finance Ltd., The Sumitomo Trust and Banking Co. Ltd., The Daiwa Bank Ltd., The Sumitomo Bank Ltd., The Mitsui Taiyo Kobe Bank. Sedangkan 22 bank yang akan menyediakan fasilitas pinjaman Rp 100 milyar di Jakarta belum terungkap nama-namanya, kecuali Bank Niaga yang akan bertindak sebagai pimpinan sindikasi bank tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini