Kredit rp 2 milyar untuk pemulung

PEMULUNG dan Bank International Indonesia (BII) pekan silam merintis satu kerja sama. Para pencari dan penjual barang bekas ini && yang secara tak langsung berjasa memusnahkan limbah -- dengan bantuan Menteri Kependudukan dan Lingkungan Hidup (KLH) serta Yayasan Dian Pertiwi telah memperoleh kredit Rp 2 milyar dari BII. Akad kreditnya ditandatangani Kamis pekan silam oleh Presiden Direktur BII Indra Widjaya dan 16 wakil pemulung, pelapak, dan bandar sampah se-DKI. Kredit yang disalurkan melalui sistem anjak piutang (factoring) itu akan sangat bermanfaat karena kesulitan dana yang selama ini menghambat kegiatan pemulung bisa teratasi. Mereka lazimnya menerima pembayaran dengan cek atau giro mundur tiga bulan dari pabrik-pabrik pengolah limbah. Melalui factoring BII, para usahawan yang kegiatannya berpengaruh pada kebersihan lingkungan ini bisa memperoleh dana kontan sebagai pengganti cek mundur itu. Dalam hal ini BII yang akan menguangkan cek mereka sesuai dengan tanggal yang tercantum. Tentu ada sedikit fee yang diperoleh BII sebagai pengambil risiko. H. Darus, salah seorang tokoh pemulung, mengatakan, "Kami yakin bisa mengelola dana tersebut, yang mendukung kegiatan pemulung untuk lebih berkembang." Ia sudah berpengalaman selama 20 tahun di sektor ini. Dan tetap optimistis bisa meningkatkan bisnisnya, kendati limbah impor sudah mulai diminati oleh pabrik-pabrik pengolah di sini dan ikut mengganggu harga limbah lokal.