Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Lampung Ekspor Kopi Robusta Senilai 7,7 Juta Dolar AS pada April

Ekspor kopi Robusta dari Lampung mencapai 4.011 ton pada April.

30 Mei 2018 | 11.42 WIB

Pekerja wanita memilih biji kopi yang telah siap panen di sebuah perkebunan di Nueva Guinea, Nikaragua, 29 Desember 2017. REUTERS/Oswaldo Rivas
Perbesar
Pekerja wanita memilih biji kopi yang telah siap panen di sebuah perkebunan di Nueva Guinea, Nikaragua, 29 Desember 2017. REUTERS/Oswaldo Rivas

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) Lampung mengatakan bahwa eskpor biji kopi robusta Lampung pada April 2018 sebesar 4.011 ton. "Jumlah itu mendatangkan devisa sebesar US$ 7,7 juta," kata Ketua Renlitbang AEKI Lampung, Muchtar Lutfie, di Bandarlampung, Rabu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia mengatakan berdasarkan data yang dihimpun Dinas Perdagangan Lampung, menunjukkan ekspor biji kopi robusta maupun arabika daerah itu menuju beberapa negara terutama di kawasan Eropa dan Asia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Negara tujuan ekspor Lampung antara lain Alzajair, Armenia, Belgia, Bulgaria, Republik Ceko, Mesir, Georgia, Jerman, Yunani, Hong Kong, India, Italia, Jepang, Malaysia, Maroko, Portugal, Rusia, Singapura, Swiss, Inggris, Afrika Selatan, Rumania, Iran, Amerika Serikat, dan Swedia.

Sementara panen kopi di Provinsi Lampung tahun ini diperkirakan turun sekitar 40 hingga 50 persen akibat intensitas musim hujan cukup tinggi pada tahun lalu.

Baca juga: Ada Rasa Fruity yang Tertinggal Setelah Meneguk Kopi Merapi

Ketua AEKI Lampung mengatakan bahwa panen biji kopi tahun ini turun hingga 50 persen dibandingkan tahun lalu. "Akibatnya ekspor kopi Lampung juga dipastikan turun pada tahun ini. Tahun lalu ekspor biji kopi mencapai 300 ribu ton dan pada 2018 ekspor diperkirakan turun hingga 50 persen juga," katanya.

Ia mengatakan bahwa penurunan produksi komoditas andalan Lampung itu salah satunya dipengaruhi faktor cuaca ekstrem yang terjadi pada tahun lalu berupa curah hujan cukup tinggi, sehingga bakal buah tanaman kopi banyak yang rontok.

Akibatnya, ujar dia melanjutkan, produktivitas tanaman kopi turun dari sebelumnya satu ton per hektare menjadi 500 kg. Bahkan ada wilayah di Lampung, hasil panen kopinya hanya 250 kg/ha.

Juprius mengatakan penurunan hasil panen kopi tahun ini juga tidak dibarengi oleh kenaikan harga biji kopi yang masih bertahan Rp25.000/kg di tingkat petani.

Lampung merupakan pemasok kopi robusta terbesar di Tanah Air dengan produksi rata-rata 100.000-120.000 ton per tahun dengan luas areal kopi mencapai 163.837 hektare.

ANTARA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus