Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Lifting Minyak Terus Turun, Ini Target Pemerintah Tahun 2025

Lifting minyak bumi pada 2025 diperkirakan 580 - 601 ribu barel per hari (RBPH). Nilai ini lebih rendah dibanding penetapan APBN 2024 sebesar 635 RBPH.

25 Mei 2024 | 04.46 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pekerja PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) mengecek proses pengapalan lifting minyak mentah produksi PHR di Dumai Terminal Oil Wharf, Dumai, Riau, Rabu 22 Desember 2021. Pasca alih kelola Blok Rokan pada 9 Agustus 2021 yang lalu, PHR telah melakukan pengapalan lebih dari 70 kali dengan total volume penyaluran minyak mentah mencapai lebih dari 22 juta barel. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati telah menyerahkan dokumen Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal kepada DPR, Senin, 20 Mei 2024. Dalam KEM PPKF disebutkan lifting minyak diperkirakan menurun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam dokumen tercatat kinerja produksi lifting minyak diperkirakan akan melanjutkan penurunan alamiahnya seiring makin menurunnya produktivitas sumur-sumur tua dan belum berhasilnya upaya eksplorasi penemuan sumur minyak baru. Dengan berbagai upaya yang dilakukan pemerintah, lifting minyak bumi pada 2025 diperkirakan 580 - 601 ribu barel per hari. Nilai ini lebih rendah dibanding penetapan APBN 2024 sebesar 635 RBPH.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pengamat ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi mengatakan penurunan lifting ditambah kapasitas kilang yang terbatas membuat Indonesia terus menjadi net importer minyak. “Kita akhirnya bergantung impor minyak mentah dan BBM,” ujarnya.

Menurut Fahmy, suit mengurangi ketergantungan, karena itu Pertamina harus memastikan pasokan terus terjaga. Pertamina harus melakukan manajemen persediaan, misalnya proyeksi kebutuhan tiap bulan, memastikan stok, dan harga yang harus diimpor.

Fahmy menilai kebutuhan BBM masih terus tinggi dan transisi belum menjawab permasalahan ketergantungan. Kampanye kendaraan listrik juga masih sulit selama infrastruktur belum terbangun dengan baik.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso memastikan Pertamina akan terus menjaga pasokan minyak untuk kebutuhan dalam negeri dengan upaya peningkatan produksi. “Produksi dalam negeri kita optimalkan untuk konsumsi dalam negeri,” ujarnya saat dihubungi 22 Mei 2024.

Di tengah kondisi geopolitik Timur Tengah yang masih dinamis, ia mengatakan pertamina mengambil langkah mengubah rute kapal. Hal itu dikaji di tengah eskalasi konflik Iran-Israel pada bulan lalu. Tujuannya adalah menjaga alur distribusi agar tidak terganggu. Saat ini, ia mengatakan, pasokan minyak mentah berasal dari Arab Saudi, Nigeria dan beberapa negara di Afrika.

Sementara itu, Kementerian ESDM menetapkan harga rata-rata ICP pada bulan April 2024 mengalami peningkatan dibandingkan bulan Maret. Harga naik sebesar US$3,83 per barel (bbl) dari US$ 83,78 per barel menjadi US$ 87,61 per barel.

Faktor yang mempengaruhi peningkatan harga minyak mentah utama di pasar internasional antara lain “Peningkatan ketegangan di Timur Tengah picu kekhawatiran pasar akan gangguan suplai minyak, khususnya apabila terdapat hambatan jalur minyak di Selat Hormuz,” ungkap Tim Harga Minyak Mentah dikutip dari situs Kementerian.

Harga jual minyak mentah di Indonesia atau Indonesian Crude Oil Price (ICP) juga diperkirakan bergerak terbatas akibat dinamika geopolitik Timur Tengah dan kondisi ekonomi global. ICP pada 2025 ditetapkan mencapai kisaran USD 75 - 85 per barel atau Rp 1,2- 1,3 juta per barel.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus