Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bank Mandiri Tbk sebut mahalnya investasi iklim menjadi sebuah tantangan untuk mewujudkan ekonomi rendah karbon. Hal ini disampaikan oleh Wakil Direktur Utama Bank Mandiri, Alexandra Askandar, pada acara Sustainability Action for the Future Economy (SAFE) 2024 yang digelar oleh Katadata, Rabu, 7 Agustus 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Investasi iklim dinilai masih mahal, karena biaya yang harus kita keluarkan saat ini dibandingkan dengan manfaatnya, kalo kita bicaranya saat ini, ya belum sebanding. Walaupun mereka paham manfaat jangka panjangnya sangat besar. Tentu ini menjadi tantangan," ujar Alexandra di Ballroom Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, Rabu, 7 Agustus 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebagai pelaku usaha, kata dia, kepentingan bisnis tentu menjadi prioritas utama dalam menjalankan sebuah usaha. Pendapatan profit yang lebih menguntungkan selalu menjadi pilihan terdepan dalam memutuskan kebijakan tersebut.
Adapun menurutnya, untuk menjalankan transisi low carbon economy dibutuhkan kebijakan serta regulasi yang mendukung ke arah tersebut. "Perlu adanya kebijakan yang akan memicu ke transisi low carbon economy," ujarnya.
Regulasi tersebut bisa berupa pemberian insentif dan kompensasi bagi mereka yang masih menghasilkan emisi tinggi.
"Seperti pemberian insentif dan kompensasi kepada perusahaan dan industri yang masih menghasilkan emisi tinggi. Bukti dari kompensasi itu adalah dengan adanya regulasi carbon tax," tambahnya.