Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah telah membelanjakan Rp 710,5 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG). Program usungan Presiden Prabowo Subianto itu kini telah berjalan lebih dari dua bulan sejak pertama kali disalurkan pada 6 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menyampaikan program MBG saat ini telah menjangkau jutaan penerima manfaat yang terdiri dari siswa sekolah, ibu hamil, dan balita. "Sampai dengan 12 Maret, pencairan anggaran telah mencapai Rp 710,5 miliar dan sesuai laporan ini telah menjangkau penerima manfaat sebanyak lebih dari 2 juta orang," kata Suahasil dalam Konferensi Pers APBN Kita pada Kamis, 13 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Suahasil, saat ini ada 726 satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) yang berfungsi sebagai dapur umum penyedia MBG di seluruh INdonesia. Dia menyebut jumlah tersebut akan terus bertambah hingga nantinya MBG bisa menjangkau target 82,9 juta penerima manfaat.
Realisasi belanja Rp 710,5 miliar untuk MBG hanya mencapai 1 persen dari total anggaran yang diberikan untuk program tersebut. Dalam APBN 2025 yang disahkan tahun lalu, program prioritas MBG mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp 71 triliun dengan target penerima manfaat awal sebesar 17,9 juta orang.
Presiden Prabowo meminta peningkatan target penerima manfaat. Pemerintah juga berencana menambahkan anggaran program MBG. "Bapak Presiden telah memberi instruksi agar target penerima manfaat ini dimaksimalkan pada tahun 2025 ini sehingga bisa mencapai 82,9 juta orang menerima program Makan Bergizi Gratis ini," ucap Suahasil.
Sementara itu, Kementerian Keuangan mencatat APBN mengalami defisit Rp31,2 triliun hingga akhir Februari 2025. Dalam konferensi pers di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Kamis, 13 Maret 2025, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan nilai itu mencapai 0,13 persen dari PDB. “APBN 2025 didesain dengan defisit Rp 612,2 triliun, jadi defisit ini masih di dalam target yang didesain dari APBN,” ucap Sri Mulyani di Kantor Kementerian Keuangan, Kamis, 13 Maret 2025.
Seperti diketahui, defisit APBN tahun ini ditargetkan 2,53 persen terhadap PDB. Defisit terjadi saat belanja lebih tinggi dari pendapatan. Dalam APBN 2025, pemerintah menargetkan belanja negara dalam sebesar Rp 3.621,3 triliun dan pendapatan negara Rp 3.005,1 triliun. Sehingga defisit anggaran dibatasi Rp 616,3 triliun.
Ilona Esterina berkontribusi dalam penulisan artikel ini.