Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Meluncurkan trisakti

Pabrik pupuk pusri menyewa kapal curah trisakti milik pt bahana utama line. kapal terbesar dan termodern di indonesia itu dibuat jj sietas kg, jer-bar. pinjaman lunak pemerintah ke swasta.

22 Oktober 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

UNTUK pupuk Pusri, tujuh kapal tidak cukup. Pabrik pupuk urea itu lalu menyewa kapal curah dari PT Bahana Utama Line (BUL). Memang ada PT Gesuri Lloyd dan PT Arpeni Pratama Line, yan sebelumnya juga berminat. "Saya tak tahu, mengapa kedua perusahaan itu tidak melanjutkan," ujar Joni Marsinih, Dirut PT Pusri. Tapi kapal curah BUL memang bukan sembarang kapal. Berbobot mati 10.800 ton kapal baru dari BUL itu dipesan dari JJ Sietas KG, perusahaan galangan kapal di Jerman Barat yang berdiri 3 abad silam. Kendati baru selesai bulan depan, belum lama ini kapal curah itu resmi diberi nama: Trisakti. "Sudah menjadi tradisi di sini, pemberian nama kapal didahulukan, sebelum kapal selesai," kata Pipin Hanafiah, 41 tahun, Dirut BUL, ketika menghadiri peresmian nama kapal itu di galangan kapal JJ Sietas KG, Hamburg, Jerman Barat. BUL rupanya tak tanggung-tanggung memesan kapal curah yang mengungguli kapal-kapal curah lainnya di Indonesia. Trisakti tidak hanya terbesar di Indonesia, tapi juga termodern, setidaknya dibanding ketujuh kapal curah milik Pusri. Proses bongkar muat bisa dilakukan cepat, karena dilengkapi peralatan mutakhir. Untuk membongkar 10 ribu ton pupuk dari palka Trisakti, cuma dibutuhkan waktu belasan jam. Jauh lebih cepat bila dibandingkan kapal curah lainnya, yang butuh 5 hari untuk membongka volume sebesar itu. Dan kehebatan Trisakti hanyalah refleksi ketangguhan BUL, satu dari 18 anak usaha grup Dwima, yang mampu menggaet pinjaman lunak dari pemerintah Jerman Barat, khusus untuk membeli kapal curah tersebut. "Ini kasus pertama, swasta boleh membeli kapal sendiri dengan sistem loan G to P (pinjaman dari pemerintah kepada swasta)," ujar Dirjen Perla J.E. Habibie. Biasanya, pinjaman seperti itu hanya diberikan dari pemerintah ke pemerintah. Menurut keterangan Pipin, setelah Menteri Perindustrian mengizinkan BUL berperan serta untuk mengangkut pupuk Pusri, perusahaan itu mencari dana pinjaman. Mula-mula ke Korea dan Jepang. Waktu itulah, di Jepang ketemu perwakilan Klockner Industrie-Anlagen GmBh -- salah satu perusahaan besar di Jerman Barat yang punya banyak jaringan bisnis di dunia. Klockner kemudian menghubungkan BUL dengan Kreditfanstalf Fur Wiederaufbau (KFW), lembaga keuangan pemerintah Jerman Barat yang biasa memberikan dana pinjaman kepada negara-negara berkembang. "KFW baru serius menanggapi permohonan BUL, setelah yakin bahwa muatannya terjamin berdasarkan kontrak BUL dengan Pusri itu," kata Werner Hoge, seorang direktur Klockner. Apalagi induk usaha BUL, yakni Dwima Group, juga mendukung sepenuhnya. Jaminan kontrak itu adalah: selama 10 tahun bisa diperpanjang 6 tahun lagi -- BUL akan mengangkut pupuk Pusri, per tahun 400 ribu ton. Tapi volume itu akan ditinjau dua tahun sekali. Jaminan kontrak klop dengan kredit BUL yang akan diangsur dalam waktu 10 tahun. Nilai kreditnya 90% dari harga kapal, sekitar 54,2 juta DM (senilai Rp 52 milyar). Dana selebihnya berasal dari kocek BUL. Sedangkan bunga pinjaman itu 4,12% dalam mata uang dolar, kendati bunga dalam mata uang Jerman Barat cuma 2,5%. "Kami khawatir, nanti ada perubahan kurs yang malah bisa lebih besar," ujar Pipin. Sedangkan keuntungan BUL, ujar Pipin lagi, diharapkan dari perpanjangan kontrak yang 10 tahun itu. Dan Pusri tak pusing-pusing lagi memikirkan soal angkutan. "Setidaknya, kami tak memikirkan biaya pemeliharaan, gaji awak kapal," kata Dirut Pusri itu. Pokoknya, pengangkutan pupuk Pusri beres. "Kalau itu baik, pemerintah bisa mengalihkan biaya pembelian kapal pada sektor lain yang perlu dibantu," kata Dirjen Habibie. Suhadjo Hs., Hasan Syukur (Bandung)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus