Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Intuisi, seringkali diabaikan dalam dunia yang didominasi oleh data dan logika. Namun, kekuatan mempercayai intuisi tidak boleh dianggap remeh. Intuisi adalah suatu kemampuan bawaan manusia untuk merasakan dan memahami sesuatu tanpa harus melalui proses analitis yang panjang. Ini adalah suara batin yang memberikan petunjuk atau perasaan tentang apa yang mungkin benar, bahkan tanpa bukti konkret yang mendukungnya.
Intuisi dalam pengambilan keputusan
Ketika dihadapkan pada keputusan penting, seringkali kita cenderung mencari data, menganalisis informasi, dan membuat pro dan kontra secara rasional. Namun, kadang-kadang intuisi memberikan wawasan yang tak terduga. Intuisi dapat memperkuat keputusan dengan memberikan pandangan holistik yang tidak dapat diakses oleh pikiran analitis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Penelitian neurosains telah menunjukkan bahwa intuisi bukanlah sekadar "perasaan", tetapi didasarkan pada pemrosesan informasi yang kompleks di otak. Misalnya, dalam buku "Blink" karya Malcolm Gladwell, ia menggambarkan bagaimana intuisi seringkali dapat memberikan hasil yang sama atau bahkan lebih baik daripada analisis yang panjang dalam situasi tertentu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Contohnya adalah pengusaha wanita yang bernama Lynn Tilton yang kisahnya dikutip melalui Psychology Today, dimana ia mendirikan Patriark Partners, sebuah perusahaan yang akan membeli organisasi-organisasi yang berada di ambang kebangkrutan dan berusaha membalikkan keadaannya contohnya adalah Stila Cosmetics.
Dengan mempercayai intuisi dalam pengambilan keputusan akan perusahaan yang akan ia bantu, setidaknya ada beberapa perusahaan yang berhasil ia selamatkan dengan menyelamatkan 700.000 karyawan dari perusahaan yang diambang kebangkrutan.
Lalu bagaimana cara mempercayai intuisi? Berikut beberapa kunci yang bisa dilakukan.
1. Praktek dan Pengalaman: Intuisi bisa diasah melalui pengalaman dan praktek. Semakin sering kita memperhatikan dan mempercayai intuisi kita, semakin kuat pula kemampuannya.
2. Kesadaran Diri: Penting untuk memahami perasaan dan refleksi dalam diri kita sendiri. Kesadaran diri membantu kita membedakan antara intuisi yang benar-benar berasal dari dalam dan sekadar kecemasan atau preferensi pribadi.
3. Keseimbangan dengan Logika: Meskipun intuisi penting, itu tidak selalu benar. Keseimbangan antara intuisi dan logika adalah kuncinya. Intuisi memberikan wawasan yang unik, tetapi itu harus disaring melalui pemikiran kritis.
4. Penerimaan Risiko: Mempercayai intuisi seringkali melibatkan mengambil risiko. Karena tidak ada jaminan bahwa intuisi kita benar, kita harus siap untuk menerima kemungkinan kegagalan.
Mempercayai intuisi bukanlah tentang mengabaikan logika atau data, tetapi tentang mengakui kekuatan tambahan dalam pengambilan keputusan. Intuisi adalah alat penting yang bisa membantu kita melihat gambaran yang lebih besar, menemukan solusi yang kreatif, dan membuat keputusan yang berani. Dengan praktek dan keseimbangan yang tepat, kita bisa mengembangkan dan memanfaatkan kekuatan ini dalam kehidupan sehari-hari kita.
PSYCHOLOGY TODAY
Pilihan editor: 7 Tanda Orang Memiliki Empati Intuitif