Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
Calon vaksin Merah Putih buatan Universitas Airlangga telah memasuki uji klinis tahap pertama.
Jika hasil pengujian memenuhi syarat, izin penggunaan darurat vaksin tersebut akan diajukan pada Juli 2022.
Vaksin buatan dalam negeri penting bagi Indonesia dalam jangka panjang.
JAKARTA — Kementerian Kesehatan menyebutkan pengembangan vaksin Merah Putih oleh tim peneliti dari Universitas Airlangga dan PT Biotis Pharmaceutical Indonesia menjadi yang terdepan di Tanah Air. Pasalnya, calon vaksin Covid-19 tersebut saat ini telah memasuki uji klinis tahap pertama. "Paling cepat (calon vaksin) Universitas Airlangga," ujar Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat sekaligus juru bicara vaksinasi Covid-19, Siti Nadia Tarmizi, kepada Tempo, kemarin.
Pengembangan vaksin Merah Putih, antara lain, dilakukan oleh Universitas Airlangga bersama Biotis; PT Bio Farma bersama Baylor College of Medicine; Universitas Indonesia bersama PT Etana; Institut Teknologi Bandung, Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman, Badan Riset dan Inovasi Nasional bersama Bio Farma; serta Universitas Padjadjaran bersama Bio Farma dan Lipotek.
Namun ia masih belum bisa memastikan kapan vaksin buatan dalam negeri itu bisa mulai diproduksi massal. Ia berharap vaksin tersebut bisa digunakan sesuai dengan target pemerintah, yaitu pada kisaran pertengahan 2022. "Kami belum tahu kapan akan siap produksi karena masih tahap uji klinis tahap pertama. Semoga estimasinya (pemerintah) tidak meleset," dia menuturkan.
Ketua peneliti vaksin Merah Putih dari Universitas Airlangga, Fedik Abdul Rantam, berujar ada beberapa fase yang mesti dilalui sebelum calon vaksin yang dikembangkan timnya bisa diproduksi. Tahapan itu antara lain uji klinis tahap pertama dan tahap kedua pada Februari hingga Maret serta uji klinis tahap ketiga yang akan dilakukan pada April mendatang.
"Diharapkan vaksin tersebut bisa mendapat izin penggunaan darurat (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada Juli 2022. Kemudian baru diproduksi massal," kata Fedik.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo