Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Budi Santoso optimistis target nilai transaksi sebesar Rp40 triliun pada Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2024 tercapai. Target ini, kata Budi, meningkat signifikan dibanding dengan tahun lalu yang nilainya mencapai Rp25,7 triliun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Pada pelaksanaan Harbolnas tahun ini, kami berharap transaksi bisa mencapai Rp40 triliun sesuai target yang disampaikan oleh Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA). Kami optimistis target akan tercapai selama pelaksanaan Harbolnas 2024,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Jumat, 13 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Budi, nilai transasi Harbolnas terus meningkat dari tahun ke tahun. Dia mengatakan, nilai transaksi tahun 2023 merupakan peningkatan terbesar dengan naik 182 persen dibandingkan dengan pelaksanaan Harbolnas yang pertama pada 2019 lalu.
Ia menuturkan transaksi produk lokal berkontribusi sebesar Rp 12,3 triliun atau sekitar 48,1 persen dari total transaksi Harbolnas 2023. Hal ini, kata dia, merupakan cerminan kreativitas dan semangat pelaku usaha tanah air yang berkontribusi pada perekonomian nasional.
Dia mengatakan, untuk mencapai target pertumbuhan eonomi sebesar 8 persen yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto, perlu kerja sama yang erat dari berbagai pihak, termasuk para pelaku usaha lokal.
Budi menyampaikan, perdagangan secara elektronik melalui e-commerce menjadi salah satu cara memperkenalkan produk dalam negeri. Kegiatan ini menjadi titik temu antara penjual dan pembeli serta memperkuat branding produk lokal. Oleh karena itu, Budi mengimbau agar produk lokal dikemas sedemikian rupa agar kualitas produknya tak kalah dengan produk asing.
“Barang kita bagus, harga murah, kualitas bagus,” kata dia.
Lebih lanjut, dia juga mengatakan, para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) perlu mengoptimalkan pasar dalam negeri. Caranya, kata Budi, adalah dengan memaksimalkan promosi dan perluasan pasar domestik melalui platform niaga elektronik.
Pemanfaatan teknologi digital ini, kata Budi, berperan penting dalam menjaga kesetiaan pembeli terhadap produk UMKM. “Ketika konsumen sudah mengenal produk Indonesia, kemudian menggunakannya, dan ternyata testimoninya bagus, terbentuklah suatu cara melindungi pasar dalam negeri secara sukarela. Model ini bisa membantu melindungi pasar dalam negeri dari banyaknya produk asing,” ucap dia.