Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Bandung - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita saat hari ini mengunjungi Pasar Andir, Kota Bandung, sempat menemukan pedagang beras yang menjual beras premium di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). Saat itu dia langsung meminta harganya di turunkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Meski begitu, kata Enggartiasto, bukan berarti pedagang harus jual rugi. "Pengakuannya jujur (dia membeli dari bandar) Rp 12 ribu, ambil untungnya jangan seribu lah, tapi Rp 800 saja. Rata-rata untuk pedagang beras itu (margin) sekitar Rp 300 sampai Rp 500 itu sudah cukup,” kata Enggar, di Pasar Andir, Bandung, Sabtu, 5 Mei 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kedatangan Enggartiasto di pasar tersebut bersama Koordinator Satgas Pangan Jawa Barat sekaligus Direktur Reserse Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Jawa Barat, Komisaris Besar Samudi. Kunjungannya ke Pasar Andir itu untuk memastikan ketersediaan stok bahan pokok menjelang Ramadan. “Fokus yang utama adalah beras. Beras kita pastikan, bahwa harus tersedia kualitas medium dengan HET,” ucap Enggartiasto.
Deni Gunawan, pemilik kios beras PD Tunas Harapan Pasar Andir yang diminta Enggar menurunkan harga beras jualannya, langsung menurunkan harga jualnya mengikuti HET beras premium Rp 12.800 per kilogram. “Ya, kita ikuti permintaan pemerintah begitu. Harga beras premium tadinya Rp 13 ribu jadi Rp 12.800, turun Rp 200,” kata dia pada Tempo.
Deni mengaku, kiosnya lebih banyak menjual beras medium dan beras khusus. Kendati demikian, dia juga menjual beras medium. “Itu beras Bulog, harganya Rp 9.450 (per kilogram). Kualitasnya sekarang juga sedang bagus. Gak bau, tidak pecah, kondisinya masih segar. Biasanya beras Bulog itu bau,” kata dia.
Koordinator Satgas Pangan Jawa Barat sekaligus Direktur Reserse Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Jawa Barat, Komisaris Besar Samudi mengatakan, Satgas Pangan terus memantau perkembangan harga. “Sejauh ini harga relatif stabil. Termasuk stok juga aman. Kemudian, pendistribusian ini kita akan selalu awasi. Jangan sampai dengan alasan alur pendistribusian terhambat, terjadi lonjakan harga, ini yang tidak kita inginkan,” kata dia
Samudi mengatakan, pengawasan Satgas Pangan bersama Dinas Perdagangan, Dinas Ketahana Pangan, Bulog, dan Badan POM akan terus dilakukan hingga jelang hari raya Idul Fitri. Termasuk di dalamnya memantau harga beras. “Kalau pas lagi begini, melihat yang tidak pas, kita langsung ambil tindakan,” kata dia.
Lebih jauh Enggartiasto mengatakan, tidak ada alasan stok untuk penyediaan beras medium itu. “Kalau tidak ada stok lokal, Bulog siap, pemerintah melalui Bulog menyiapkan itu. Sehingga rakyat bisa mendapatkan beras dengan kualitas medium. Dan ini bukan hanya sesaat menjelang, memasuki Ramadan saja, tapi ini akan berjalan terus,” kata dia.
Stok beras medium yang akan digelontorkan itu, diprioritaskan hasil pembelian panen padi di dalam negeri. “Tentu itu menjadi prioritas, ataukah itu eks impor, kami akan siapkan. Kami akan dorong karena ketersediaan pangan, ketersediaan bahan pokok pangan itu menjadi prioritas utama,” kata Enggartiasto.