Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Mendag Sebut Telur Ayam Banyak Dimatikan ketika Menetas, Alasannya?

Berdasarkan pantauan Tempo, harga telur ayam masih tinggi.

18 Agustus 2022 | 13.41 WIB

Pedagang telur membawa dagangannya di Pasar Tebet, Jakarta, Jumat, 17 Desember 2021. Komoditas telur ayam ras segar yang naik sebesar 0,96 persen atau Rp 250, dibanderol menjadi Rp 26.200 per kilogram. TEMPO/Tony Hartawan
Perbesar
Pedagang telur membawa dagangannya di Pasar Tebet, Jakarta, Jumat, 17 Desember 2021. Komoditas telur ayam ras segar yang naik sebesar 0,96 persen atau Rp 250, dibanderol menjadi Rp 26.200 per kilogram. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan saat ini komoditas telur ayam mengalami kelebihan pasokan, sehingga banyak yang dimatikan ketika menetas. Hal itu lantaran pemerintah khawatir harga telur menjadi rendah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

""Memang telur ada naik sedikit kemarin Rp 32.000 minggu lalu Rp 27.000 tapi sekarang Rp 29.000-30.000 per kilogram," ucap Zulkifli di Pasar Tomang Barat, Jakarta Barat pada Kamis, 18 Agustus 2022. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Berdasarkan pantauan Tempo, harga telur masih tinggi. Siska Ria, 32 tahun, pedagang bahan pokok di Pasar Tomang Barat mengatakan harga telur masih yaitu Rp 32 ribu per kilogram atau naik dari harga kemarin Rp 29 ribu per kilogram. 

Afrizal Rifai, 38 tahun, juga mengatakan harga telur saat ini masih terbilang tinggi yaitu Rp 33 ribu per kilogram dari harga semula Rp 29 ribu per kilogram.

Menyitir laman Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga telur naik 1,66 persen atau Rp 500 per kilogram. Hari ini, 18 Agustus 2022, PIHPS mencatat harga rata-rata telur secara nasional Rp 30.600. 

Adapun Presiden Peternak Layer Indonesia, Ki Musbar mengatakan harga telur di level peternak berkisar Rp 27 hingga 29 ribu per kilogram. Menurut dia, persoalan selama dua tahun terakhir masa pandemi sampai semester pertama 2022, harga telur jatuh tetapi harga pakan naik berkali-kali. Peternak akhirnya tidak melakukan peremajaan bibit ayam. 

"Waktu itu lagi susah, peternak merugi banyak. Terjadi pengurangan populasi bibit periode produksi sekitar 30 persen," ucapnya kepada Tempo, Kamis, 18 Agustus 2022. Saat itu, menurutnya, anak ayam sempat tidak laku dijual sebanyak Rp 1-2 ribu. 

Wakil Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) itu mengatakan kondisi tersebut berbalik 180 derajat sejak pemerintah melonggarkan kegiatan masyarakat pada Lebaran lalu. Permintaan terhadap telur ayam berangsur pulih. Sayangnya, dengan berkurangnya bibit ayam di tingkat peternak selama pandemi, suplai yang ada di tingkat peternak tak mampu memenuhi kebutuhan pasar. 

"Untuk memulihkan populasi (ayam) yang 30 persen itu perlu waktu," ucap Musbar. Musbar memperkirakan harga telur masih akan berkisar Rp 29-31 ribu per kilogram di pasar. Saat ini, harga telur di tingkat peternak Rp 27-29 ribu per kilogram. 

RIANI SANUSI PUTRI | FRANCISCA CHRISTY ROSANA 

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Riani Sanusi Putri

Lulusan Antropologi Sosial Universitas Indonesia. Menekuni isu-isu pangan, industri, lingkungan, dan energi di desk ekonomi bisnis Tempo. Menjadi fellow Pulitzer Center Reinforest Journalism Fund Southeast Asia sejak 2023.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus