Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Mengail Dana Pihak Ketiga

Berbagai cara dilakukan Bank Mandiri untuk menggaet nasabah. Demi go international.

27 Agustus 2007 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SIANG itu Sutikno girang bukan kepalang. Dering telepon rumahnya mengabarkan bahwa pria 67 tahun itu menang undian berhadiah mobil dari sebuah bank pelat merah. Sayang, setelah dicek ke kantor penyelenggara, penarikan undian belum dilakukan, bahkan program promosi pun belum usai. ”Nggak jadi naik mobil baru, deh,” kata ayah tiga putra yang keranjingan berbagai tawaran bank menggiurkan itu.

Sutikno pantas kecewa. Program promosi yang diselenggarakan bank-bank badan usaha milik negara saat ini memang jorjoran menawarkan hadiah fantastis. Salah satunya Mandiri Fiesta, program penawaran berhadiah yang digelar Bank Mandiri sejak 1999.

Pada periode promosi kali ini, 1 Juli sampai 30 September, akan diundi pemenang 4.200 sepeda motor Honda, 200 Kijang Innova, dan 50 Toyota Camry. ”Kami berupaya hadiah itu bisa tersebar ke seluruh penjuru negeri,” kata Senior Vice President Mass and Electronic Banking Bank Mandiri, Inkawan D. Jusi.

Undian berhadiah terbesar dan tersebar kini menjadi strategi bisnis andalan perusahaan untuk mewujudkan cita-cita go international. Menurut Inkawan, yang membawahi program khusus promosi tabungan Bank Mandiri, lewat siasat bisnis ini pihaknya berusaha menghimpun dana masyarakat alias dana pihak ketiga (DPK), sehingga mencapai pendanaan tabungan Rp 100 triliun—syarat sebuah bank dapat dikenal di seluruh dunia.

Meski belum menyentuh jumlah itu, program ini mampu mendongkrak jumlah DPK sebesar 4,7 persen dari tahun lalu. Jika triwulan kedua tahun lalu mencapai Rp 197 triliun, pada periode yang sama tahun ini nilainya menjadi Rp 206,2 triliun. Dari jumlah ini, pendanaan tabungan mencapai Rp 65,5 triliun, jauh lebih tinggi dari nilai pendanaan tabungan di kuartal pertama 2007, sekitar Rp 58 triliun.

Demi go international, bank milik pemerintah ini butuh modal tak sedikit untuk biaya promosi dan hadiah. Sayang, Inkawan tak bersedia menyebut angka. ”Yang jelas, disesuaikan dengan kondisi bank dan hasil yang ingin dicapai,” ujarnya. Namun, dari informasi yang diterima Tempo, setiap tahun bank yang berdiri pada Oktober 1998 ini mengucurkan biaya promosi dan hadiah sebesar 0,1 hingga 0,5 persen dari total nilai aset Bank Mandiri, yang mencapai Rp 256 triliun per akhir semester pertama 2007.

Mandiri Fiesta tak sendirian. Bank pelat merah lain pun kian gencar menggebrak pasar lewat undian berhadiah. Dengan program Rejeki Durian Runtuh Rp 10 miliar periode ketiga, BNI memberi hadiah uang masing-masing Rp 1 miliar kepada delapan pemenang undian nasional, yang rencananya akan dilakukan 1 September mendatang. Program ini dinilai berhasil, sebab mampu mengerek pertumbuhan DPK sebesar 21 persen, dari Rp 116,9 triliun pada triwulan kedua 2006 menjadi Rp 141,6 triliun di periode yang sama tahun ini.

Tak kalah agresif adalah program promosi Untung Beliung Britama yang diluncurkan Bank Rakyat Indonesia, Mei lalu. Bank yang lekat dengan citra ”bank wong ndeso” itu kini membidik pasar urban lewat produk-produk consumer banking. Citra tabungan Britama, dengan iming-iming hadiah dua unit mobil Honda CRV yang diundi setiap hari, pun mulai terangkat.

Menurut analis perbankan Ryan Kiryanto, strategi bisnis BRI itu terbukti mampu menaikkan 25,9 persen total DPK yang sudah dihimpun BRI. Jika pada triwulan kedua 2006 hanya mencapai Rp 107,8 triliun, di triwulan kedua tahun ini jumlahnya melonjak menjadi Rp 135,8 triliun. ”Ini pencapaian yang luar biasa,” kata Ryan.

Tapi, jangan keburu senang dengan maraknya bagi-bagi hadiah ini. Justru di luar negeri, tak satu pun bank yang mengiming-imingi nasabah dengan aneka hadiah. Menurut Country Marketing Head Citibank, Rico Frans, hadiah memang memberi daya tarik tersendiri untuk mengakuisisi pasar. Namun, ”Jika nasabah hanya bergantung pada hadiah, ini bukan cara yang bijak dalam berpromosi, ” katanya.

D.A. Candraningrum, Agoeng Wijaya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus