Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Agus Martowardojo: Turunkan Direksi Bukan Domain Pegawai

27 Agustus 2007 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LEBIH dari dua tahun menjabat, Direktur Utama Bank Mandiri Agus Martowardojo membuat gebrakan berani. Ia mengumumkan 30 debitor kakapnya yang bandel di media massa. Predikat buruk bank yang dipimpinnya itu lambat-laun mulai dikikis. Persentase kredit bermasalah di bank negara ini juga turun drastis. Ia tak gentar meski didemo dan diminta mundur oleh ratusan karyawannya.

Ruang kerjanya pun tak seheboh pendahulunya. Kini ia butuh ruang sedikit lebih luas daripada arena bermain pingpong, berdinding kaca pula. ”Ini wujud transparansi,” kata mantan Direktur Utama Bank Permata tersebut. Selama 90 menit, pria kelahiran Amsterdam, Belanda, 51 tahun silam ini menjawab pertanyaan wartawan Tempo Heri Susanto dan Muchamad Nafi. Petikannya:

Bagaimana strategi Anda memangkas kredit bermasalah sehingga turun drastis dari 16,1 persen menjadi 3,9 persen dalam dua tahun?

Kami punya tiga strategi, front end, middle end, dan back end. Ringkasnya, front end terkait dengan penyaluran kredit baru yang hati-hati, middle end menjaga kredit lancar, dan back end memperbaiki kredit yang bermasalah. Ketiganya dijalankan konsisten. Saat awal saya memimpin bank ini, dari total kredit seret Rp 26,8 triliun, 70 persennya bersumber dari 30 debitor terbesar. Karena itu, restrukturisasi utang terfokus ke mereka dengan praktek sehat. Artinya, suku bunga pasar dan jangka waktu cicilan tak berlebihan, jadi lancar.

Mengapa Mandiri mempublikasikan debitor kakap?

Mandiri adalah bank terbesar di Indonesia dan menghadapi kredit bermasalah yang besar. Untuk menjunjung asas transparansi dan good governance, kami publikasikan kondisi 30 debitor itu. Kami juga menerapkan asas kesetaraan, tanpa membedakan nasabah.

Bagaimana agar langkah itu cukup efektif?

Itu harus dibantu pemangku kepentingan, seperti Bank Indonesia, pemerintah, parlemen, media massa, dan publik. Selama dua tahun ini kami dibantu mereka sehingga cepat memangkas NPL (non-performing loan). Dulu pemerintah mungkin bisa meminta debitor tertentu diberi perlakuan khusus. Sekarang tidak ada lagi yang bersifat intervensi atau memaksa kami membiayai nasabah tertentu.

Tapi, kami dengar, tetap ada orang kuat yang menelepon atau bertemu langsung dengan Anda untuk mengintervensi?

Nggak ada itu…. Tapi, di bisnis perbankan, wajar jika orang yang kenal, juga memperkenalkan….

Maksud memperkenalkan, pakai tanda kutip, nih….

Bukan. Memperkenalkan itu kan wajar. Yang penting, menerapkan sistem, prosedur, dan prinsip-prinsip perbankan yang sehat, wajar, dan profesional.

Bukankah ada debitor membawa ”orang kuat” yang tak terkait dengan kredit? Misalnya pemilik Suba Indah membawa adik istri petinggi negara?

Mungkin saja ada pertemuan, kemudian difasilitasi. Tapi, yang utama, kami tidak ditekan. Artinya, ada kemajuan. Itu kami syukuri karena menunjukkan komitmen positif kepada industri perbankan.

Tapi mengapa mesti membawa ”orang kuat”, ya?

Lo, kami setiap hari ada di pasar. Bisa bertemu siapa saja. Jadi, tak salah kalau kami bertemu dengan orang kuat atau penting. Yang jelas, debitor bermasalah harus membayar kewajiban dan mematuhi aturan.

Belakangan beredar kabar manajemen Mandiri akan diganti?

Yaaa…. Kalau perubahan pengurus, direksi, atau komisaris, itu hak pemegang saham. Tapi, kalau ada niat itu, di perusahaan publik ada protokolnya. Sampai sekarang tidak ada permintaan tersebut.

Tampaknya, tim Anda cukup solid?

Saya hanya bisa bekerja nyaman jika timnya baik dan profesional. Tapi, kalau diubah dan timnya tidak bisa bekerja sama, sulit bekerja baik.

Anda dinilai arogan oleh sejumlah kalangan?

Saya rasa tidak. Saya sudah lebih dari 20 tahun di perbankan. Hubungan dengan nasabah, pemerintah, dan stakeholder lain juga baik. Tapi, kalau merasa ada yang kurang, manusia ada kelemahannya.

Sering bertemu dengan Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil?

Dengan Pak Sofyan, kami bertemu secara teratur. Komunikasi kami cukup baik.

Dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla, kabarnya, agak renggang?

Tidak benar itu. Saya masih ikut rapat koordinasi yang dipimpin Wapres. Sejauh ini, berjalan baik.

Bagaimana dengan unjuk rasa serikat karyawan yang menuntut direksi mundur?

Unjuk rasa itu hanya dihadiri sejumlah kecil karyawan. Itu seharusnya tak perlu terjadi karena mereka menerima 19 kali gaji pada tahun lalu. Padahal gaji normal cuma 13 kali gaji. Nah, kalau mereka minta direksi diturunkan, itu bukan domain pegawai. Itu hak pemegang saham.

Perubahan besar apa yang Anda lakukan di Bank Mandiri?

Mandiri mencapai transformasi besar sekali dalam beberapa hal. Soal budaya kerja baru, kami tetapkan kompetensi tinggi bagi karyawan bagian kredit. Soal layanan, kami bank terbaik nomor dua di Indonesia. Dan soal good governance, Mandiri mendapat gelar terbaik dari Asia Money. Kami benar-benar menjaga integritas dan kepercayaan. Kami berhentikan 43 orang pada 2005 dan 68 orang pada 2006 karena manipulasi duit.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus