BANK Kesawan mengikuti ~jejak Bank Surya, yakni memindahkan kantor pusatnya ke Jakarta. Bank Surya hijrah dari Surabaya, Bank Kesawan boyong dari Medan. Tujuannya: mencari nasabah baru. "Kami akan mengejar pedagang kelas menengah ke bawah, untuk dijadikan nasabah Kesawan," kata direkturnya, I.G.N. Alit Ngurah. Serentak dengan itu, Kesawan juga sekaligus buka cabang di Surabaya. Bagaimanapun ini langkah berani kendati yang dikejar hanya nasabah menengah bawah. Soalnya, sejak Pakto persaingan antarbank semakin ketat dan di Jakarta ataupun Surabaya, persaingan itu tak lagi mempedulikan kelas. Artinya, bank-bank besar pun kini sangat agresif dalam menjaring nasabah kelas bawah. Sedangkan Kesawan, kendati umurnya 77 tahun, masih tergolong bank papan bawah. Asetnya Rp 150 milyar, sementara kredit dan tabungan yang dikelolanya dari sekitar 1.500 nasabah, baru mencapai Rp 80 milyar (tabungan), dan Rp 50 milyar (kredit). Toh, potensi yang agal~ terbatas itu pun tak menghambat Kesawan untuk mencari pengalaman di Jakarta. Akankah bank yang dulu bernama NV Chunghwa Shangyeh Maatschaappij bisa sukses di Jakarta ? Kita tunggu. Kalau melihat pengelolanya, bank itu mungkin mampu bertahan. Saham mayoritas Kesawan dimiliki oleh Yayasan Dana Pensiun Bank Ekspor Impor (BEII), pucuk pimpinannya terdiri dari bankir-bankir profesional. Komisaris utamanya, Surya Prawira, adalah bekas Dirut BEII. Pada jajaran direksi ada H.M. Poetiray (Dirut) yang bekas direktur Bank BNI dan ALit Ngurah yang adalah eks pejabat BEII.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini