Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketika memulai investasi atau sebuah bisnis, setiap orang tentunya akan mengharapkan return atau imbal balik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Return menjadi indikator dalam penilaian performa suatu usaha ataupun investasi. Karena dengan adanya return atau imbal hasil investor atau seorang pengusaha akan tahu berapa keuntungan yang mereka dapat ketika berinvestasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lebih lanjut, berikut adalah pengertian return dan pengaruh return terhadap investasi.
Pengertian Return
Dalam konteks bisnis dan investasi, "return" merujuk pada sejumlah uang atau keuntungan yang diperoleh dari suatu investasi atau bisnis dalam periode tertentu. Return adalah ukuran kinerja atau hasil dari pengeluaran modal atau usaha yang telah diinvestasikan.
Selain itu, return juga bisa disebut sebagai imbalan atau imbal balik yang didapatkan oleh investor atas risiko yang ditanggungnya. Oleh karena itu, dalam dunia investasi terdapat istilah “high risk, high return’.
Dikutip dari Investopedia, return merupakan uang yang dihasilkan atau hilang dari aktivitas investasi dalam periode tertentu. Return atau keuntungan ini bisa direpresentasikan dalam bentuk nilai mata uang atau dalam bentuk presentasi dalam waktu ke waktu.
Return yang diperoleh oleh investor tidak selamanya dalam bentuk positif, terkadang return juga bergerak ke arah negatif. Maksudnya, apabila return bergerak ke arah negatif berarti modal yang sedang diinvestasikan sedang mengalami kerugian.
Jenis-Jenis Return
Dilansir dari beberapa sumber, jenis return secara umum dibagi menjadi dua, yakni return realisasi dan return ekspektasi. Simak penjelasannya sebagai berikut.
1. Return Ekspektasi
Return ekspektasi merupakan salah satu timbal balik yang diharapkan oleh investor dalam waktu yang akan datang.
Maksudnya, return ekspektasi ini belum diterima hasilnya oleh investor atau return ekspektasi ini tingkat pengembalian atau keuntungan yang diharapkan oleh investor berdasarkan prospek suatu perusahaan.
2. Return Realisasi
Sedangkan return realisasi ini merupakan pengembalian yang telah terjadi. Return jenis ini dihitung berdasarkan data pengembalian historis.
Return realisasi ini juga bisa menjadi dasar penentu return dari risiko yang akan dialami di masa mendatang.
Return realisasi ini sangat penting karena bisa digunakan untuk mengukur kinerja suatu perusahaan dan menjadi tolak ukur return ekspektasi mendatang.
Faktor yang Memengaruhi Return
Ada beberapa faktor yang bisa memengaruhi return dalam sebuah investasi. Dilansir dari berbagai sumber berikut adalah faktor yang mempengaruhi return.
1. Inflasi
Faktor yang memengaruhi return yang pertama adalah inflasi. Apabila inflasinya tinggi, maka jumlah modal yang akan digunakan untuk investasi akan meningkat. Hal ini dikarenakan harga juga ikut naik. Sehingga akan berpengaruh pada imbal hasil yang diterima.
2. Risiko Pasar
Ketika kondisi pasar modal yang tinggi, hal ini akan membuat peningkatan besar pada return yang diperoleh. Sedangkan, kondisi pasar modal yang menurun akan menurunkan return yang diperoleh.
3. Nilai Tukar
Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi return adalah nilai tukar. Hal ini dikarenakan nilai tukar mempengaruhi kekuatan nilai mata uang suatu negara terhadap mata uang asing.
4. Suku Bunga
Faktor yang berpengaruh terhadap return adalah suku bunga. Karena peningkatan suku bunga akan menurunkan nilai saat ini dari besaran return yang akan diperoleh.
5. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas juga bisa mempengaruhi return, karena risiko likuiditas ini berkaitan dengan perdagangan saham di pasar sekunder.
Jadi, return adalah keuntungan atau kerugian dari sebuah investasi yang diperoleh dalam jangka waktu tertentu.
Sebagai investor, Anda harus mengetahui apa saja yang mempengaruhi return agar bisa menentukan bagaimana investasi di masa mendatang.
KHOLIS KURNIA WATI
Pilihan Editor: Mengenal Apa Itu Reksadana dan Kelebihan serta Kekurangannya