Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BETAPA manis kenangan itu bagi Hamid Mundzir. Pada 1994, bekas Senior Manager Treasury PT Bakrie Swasakti Utama itu me-rasakan betul bagaimana nik-matnya meraup Rp 200 miliar tunai- dalam waktu singkat. ”Lima menara Apartemen Taman Rasuna ludes dalam seminggu,” katanya.
Ketika itu, apartemen di kawasan elite Kuningan, Jakarta Selatan, ini memang lagi moncer-moncernya. Dalam tiga bulan, 15 menara apartemen habis terjual. Padahal, tiang beton saja belum terpacak- semuanya. Pembangunannya pun- baru akan rampung pada 1997.
Apartemen Rasuna bagian dari proyek raksasa grup Bakrie. Lewat Bakrie Swa-sakti Utama, anak perusahaannya di bidang properti, konglomerasi bisnis ini saat itu berencana membangun kawasan terpadu bernama Kompleks Taman Rasuna, yang meliputi perkantoran, apartemen, pusat olahraga, belanja, dan hiburan.
Dibarengi dengan pembangunan Pa-sar- Festival dan pusat kebugaran Klub Rasuna—dua fasilitas kerja sama dengan- Pemerintah DKI selama 48 tahun. Berdasarkan sistem bangun, operasi, transfer (BOT), setelah itu pengelolaannya di-serahkan ke Pemerintah DKI.
Untuk memperluas Kompleks Taman- Rasuna, dibidiklah sehampar lahan kos-ong. ”Luasnya 11,6 hektare,” kata Marudi Surachman, Direktur Utama PT Bakrieland Development Tbk—induk perusahaan properti Grup Bakrie. Tapi, impian itu kandas. Krisis ekonomi 1997-1998 merontokkan seluruh usaha Grup Bakrie.
Total utang lancar Bakrieland ikut mem-bengkak, dari Rp 328 miliar tahun- sebelumnya menjadi Rp 523 miliar. Hingga 2002, kewajiban lancar Bakrie-land masih Rp 518 miliar. Tak kuat di-terpa badai, proyek di kawasan Taman Rasuna praktis berhenti.
Sejak itu hidup Bakrieland bergantung- pada pendapatan Bali Intan Cottages di Legian, Bali, dan Quality Hotel di Yog-yakarta. Juga dari beberapa realestat seperti Bogor Nirwana Residence, Taman Kebayoran di Bekasi, dan Taman Elang di Tangerang.
Setapak demi setapak, Bakrieland men-coba bangkit. Pada 2003, untuk membayar utang, 987 juta lembar sahamnya di PT Bumi Recources Tbk dijual de-ngan harga Rp 300 miliar. Setahun berikutnya, Bakrieland mulai membangun Aston Rasuna Hotel & Residence, di sebelah Apartemen Taman Rasuna.
Pada tahun itu pula Bakrieland meng-akuisisi 82,55 persen saham Bakrie Swasakti Utama, yang belakangan menjadi 95,8 persen. Sejak itulah pundi-pundi- Bakrieland mulai kembali mengembang-. ”Bakrie Swasakti menjadi mesin uang kami,” kata Hamid Mundzir.
Pendapatan Bakrieland pada 2005 naik 83,9 persen dari tahun sebelumnya, menjadi Rp 319 miliar. Laba bersihnya melonjak 152,7 persen, menjadi Rp 92,5 miliar. Dengan kinerja keuangan yang kian mengkilap itu, Bakrieland kembali mulai membangun The18th Residence Taman Rasuna dan Rasuna Office Park.
Pembangunan dua menara The18th Re-sidence dengan total 750 unit itu ditargetkan kelar pada Juni 2007. Sedangkan Rasuna Office Park diharapkan selesai pada Desember 2006. Melihat bisnisnya mulai menggeliat, Nirwan Dermawan Bakrie—adik Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie—kembali ingin mewujudkan mimpi lamanya membangun- kawasan terpadu.
Itu sebabnya, sejak pertengahan 2005, Bakrieland berupaya membeli 12,6 hektare tanah milik Asuransi Jiwa Bersama Bumi-putera 1912, yang bersebelahan de-ngan Apartemen Taman Rasuna. Negosiasi berhasil. Bumiputera mau melepas tanahnya seharga Rp 746 miliar.
Dengan tambahan lahan itu, tanah Grup Bakrie di kawasan ini mem-bengkak- jadi 44,7 hektare. Agar kian mentereng, namanya pun diubah dari Kompleks Taman Rasuna menjadi Rasuna Epicentrum.
Di lahan baru itulah akan dibangun- Bakrie Tower 48 lantai, 11 menara apar-temen, taman, dan pedestrian. Di kawasan ini akan berdiri pula pusat belanja, gedung konser, studio televisi ANTV, perkantoran, dan sungai yang mem-belah kawasan.
Untuk membiayai proyek raksasa ini, Bakrieland melakukan penawaran umum terbatas dengan menjual 4,2 miliar- lembar saham. Harga saham yang ditawarkan pada akhir 2005 itu Rp 150 per lembar. Hasilnya, Bakrieland memperoleh Rp 630 miliar.
”Duit itu disuntikkan ke Bakrie -Swasakti untuk membiayai proyek Rasuna- Epicentrum,” kata Hamid, yang kini menjabat Direktur Keuang-an Bakrie-land. Sebagai sumber dana tambahan, Bakrieland juga bakal me-nerbitkan -obli-gasi Rp 450 miliar, Juni mendatang.
Hamid berharap, dengan tambahan dana itu, pembangunan infrastruktur Ra-suna Epicentrum, seperti jalan, trem, sungai yang membelah kawasan, serta renovasi Pasar Festival, sudah bisa rampung pada akhir 2007. Begitu pula de-ngan pembangunan perkantoran Bakrie Tower, pedestrian, pusat belanja, dan dua menara apartemen.
Adapun dua menara apartemen dan gedung konser, yang menyatu dengan gedung perkantoran 20 lantai, diha-rap-kan kelar pada akhir 2009. Untuk sam-pai ke tahap ini, sedikitnya dana in-ve-s-tasi yang mesti dirogoh sekitar Rp 1,6 triliun.
Tujuh menara apartemen lainnya akan dirampungkan bertahap hingga- 2016, dengan investasi sekitar Rp 2,7 triliun. Dalam taksiran Hamid, hasil penjualan apartemen bisa menutup 30-40 persen biaya investasi.
Pengamat properti Panangian Simanungkalit menilai pembangunan Rasuna Epicentrum dari sisi waktu kurang pas. ”Lokasinya bagus, tapi pasokan apartemen maupun perkantoran sedang berlebih,” katanya. Apalagi daya beli ma-syarakat sedang menurun. Menurut- perkiraannya, pasar properti baru akan membaik pada pertengahan 2007. Itu pun bila suku bunga pinjaman turun hingga 12 persen.
Anton Sitorus, kepala riset konsultan properti Jones Lang Lasalle, mengatakan bahwa selain kelebihan pasokan, turunnya transaksi sewa-menyewa apartemen- di Jakarta disebabkan oleh lambatnya- pertumbuhan ekspatriat. Penjualan apar-temen dengan status kepemilikan juga terhambat, akibat masih tingginya suku bunga deposito dan pinjaman.
Meski begitu, Marudi tak khawatir.- Sebab, 80 persen ruang perkantoran yang dijual di Rasuna Epicentrum akan di-gunakan oleh Grup Bakrie sendiri. Bakrieland juga yakin, pasar apartemen masih cukup bagus. Buktinya, ”Sejak diluncurkan pada 27 Februari lalu, penjualan The18th Residence sudah mencapai 20 persen,” kata Leani Kusdiandi-, Manajer komunikasi dan Pemasaran Bakrie Swasakti.
Dengan keyakinan itulah, pembangun-an tahap pertama di lahan baru itu akan dimulai pada 17 Juli mendatang. Tanggal itu dipilih karena bertepatan de-ngan ulang tahun ke-80 Roosniah Bakrie, ibunda Nirwan dan Aburizal Bakrie.
Yandhrie Arvian
Kawasan Terpadu itu
BISNIS properti Grup Bakrie segera membangun sebuah kawasan terpadu Rasuna Epicentrum di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Di lahan seluas 44,7 hektare itulah bakal didirikan perkantoran, apartemen, pusat hiburan dan belanja, hotel, gedung konser, serta pusat kebugaran.
Bangunan baru:
- Gedung konser Menyatu dengan perkantoran 20 lantai.
- Bakrie Tower Perkantoran 48 lantai. Lima puluh ribu meter persegi akan digunakan Grup Bakrie, 10 ribu meter persegi dijual.
- Pusat Hiburan dan Belanja Dua menara gedung, enam lantai. Tiga lantai disewa, sisanya dijual. Dilengkapi pedestrian.
- Studio ANTV dan perkantoran Dua menara perkantoran, dengan 22 lantai.
- Apartemen Tahap I dan II (32 lantai).
- Apartemen Tahap III (35 lantai)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo