Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Menghitung Untung Ke Cirebon

MNA membuka LIN penerbangan antara Jakarta-Cirebon dengan menggunakan pesawat cassa buatan PT. Nurtanio, yang berkapasitas 20 orang penumpang. diperkirakan LIN baru ini akan laku.

3 Oktober 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

CIREBON - Jakarta yang selama ini ditempuh dalam 4 jam dengan kendaraan umum sekarang bisa dicapai dalam 45 menit saja. Ini dimungkinkan oleh Merpati Nusantara Airlines yang akan membuka lin penerbangan antara ke dua kota itu mulai 5 Oktober. Dengan menggunakan dua buah pesawat Cassa CH 212 tipe 200 buatan Nurtanio yang berkapasitas 20 tempat duduk, lin itu akan dilayani satu kali sehari dengan harga tiket Rp 17.500 sekali jalan. Merpati mulai tergoda untuk membuka lin pendek itu (jarak darat 230 km) sejak awal 1981. Berdasarkan studi penjajakan kemungkinan diketahui dalam satu bulan frekuensi (Mei 1981) bis yang masuk ke Cirebon dari 11 jurusan sebanyak 27.000 kali. Mengangkut sekitar 800.000 orang. Jumlah penumpang-kendaraan umum dari arah Jakarta saja selama bulan Mei itu tercatat 270.000 orang, dari Semarang 100.000 dan dari arah Bandung 95.000 orang. "Kalau setengah persen saja dari mereka yang masuk dari arah Jakarta bisa kami jadikan penumpang Merpati, sudah cukup menggembirakan," kata Sofyan Alty, kepala bagian penerangan Merpati. Orang-orang Merpati memperhitungkan Kota Cirebon bakal menjadi kota industri. Pertamina Unit III pada akhir tahun ini dikabarkan akan berpusat di kota udang itu. Selain penumpang yang selama ini menggunakan jasa bis, kereta api maupun mobil dinas, Merpati kelihatannya akan mematok sasarannya pada orang-orang minyak. "Sasaran kami adalah pejabat-pejabat Pertamina dan para kontraktor yang membutuhkan jasa angkutan yang cepat untuk mencapai Jakarta," ulas Soepomo, kepala perwakilan Merpati di Bandung yang banyak terlibat dalam pembukaan lin baru ini. Gemuk-kurus Supaya perhitungan di atas kertas itu tidak meleset diselenggarakan pula semacam riset untuk menjajaki kekuatan pasar. Dari 750 responden yang dikirimi pertanyaan, hampir semuanya menyambut rencana pembukaan lin penerbangan tersebut. Merpati yang dulu bergerak di penerbangan perintis nampaknya bersikap benar-benar sebagai perusahaan yang tak mau merugi. "Lin penerbangan ini adalah komersial," kata Dir-Ut Merpati, R.A.J. Lumenta ketika meresmikan pembukaan lin itu 28 September. Lin itu nantinya tidak menjadi monopoli perusahaan yang dia pimpin. Artinya kalau perusahaan penerbangan lain mau coba boleh ikut serta. Landasan yang digunakan adalah lapangan udara Penggung. Layangan yang terletak sekitar 4 km dari Kota Cirebon itu dibangun sejak 1922. Dikelola oleh TNI-AU, lapangan yang 15 ha itu semula adalah tempat pengisian bahan bakar pesawat AU, AL, AD, Polri dan empat perusahaan penerbangan swasta. Bangunan terminal berupa hanggar dengan dinding anyaman bambu. Sedang atapnya terbuat dari seng gelombang. Lapangan itu belum dipagar sehingga penduduk masih leluasa melintasi runay. Ketika Pertamina menyelenggarakan pekan olahraga tahun 1976 landasan yang 650 m panjang dan lebar 30 m baru diaspal. "Penggung ini masih sederhana tapi memang sudah waktunya Cirebon punya hubungan lalulintas udara," kata Kolonel Penerbang I.C. Binuko yang ikut memberikan kata sambutan dalam upacara peresmian, mewakili Panglima Kodau V. Sekalipun fasilitas lapangan masih menunggu berbagai perbaikan nyatanya rencana penerbangan Cirebon-Jakarta ini sudah bisa menarik minat. Ketika tersiar kabar Merpati mulai terbang 20 September, puluhan calon penumpang dari Tegal dan Cirebon sempat terkecoh dan langsung berhubungan dengan lapangan terbang. Kalangan bisnis sendiri masih mau melihat apakah penerbangan itu cukup efisien. "Kalau lebih dari satu orang dan membawa peralatan banyak, kami akan mempergunakan kendaraan sendiri meskipun akan lebih lama di perjalanan," kata seorang konsultan pada Proyek Cimanuk Hilir. Sedangkan buat pedagang kelas menengah tarif Rp 17.500 dianggap terlalu tinggi "Selisih Rp 7500 dengan Mutiara buat seorang pedagang cukup besar," kata T.M. Lachu kepada Aris Amiris dari TEMPO. Dia lebih senang memilih kereta api Gunung J ati yang bertarif Rp 2000 untuk kelas utama atau KA Mutiara yang Rp 10.000. Penerbangan jarak pendek untuk daerah Jawa Barat sebenarnya bukan barang baru. Bouraq pernah mencoba jalur Jakarta-Bandung-Tasikmalaya tahun 1979 juga dengan Cassa. Tapi tak bertahan lama. "Kami melayani lin itu cuma dua minggu, karena jumlah penumpang tiap hari cuma satu atau dua orang," kata Yunus dari kantor perwakilan Bouraq di Bandung. Toh Lumenta yakin lin yang baru dibukanya itu akan laris. "Saya optimistis, malah perlu hati-hati jangan sampai 'ayam mati di atas beras'," ujarnya. Artinya, dia khawatir jangan-jangan MNA sendiri kelak tak mampu menampung minat konsumen. Menurut Lumenta beberapa pihak sudah menyatakan hendak menjadi langganan tetap, misalnya pabrik sigaret BAT di Cirebon. Beberapa pabrik di Cilacap, menurut dia juga menyambut gembira. Selain lin Jakarta-Cirebon-Jakarta, MNA juga sekaligus membuka lin Jakarta-Cirebon-Cilacap-Cirebon-Jakarta, tiga kali seminggu. Demikian pula untuk penerbangan Jakarta-Cirebon-Bandung-Cirebon-Jakarta, yang juga memakai Cassa. Optimisme Lumenta, yang masih suka pakai jaket itu memang beralasan. Selain sudah ada studi penjajakan kemungkinan, beberapa lin lain yang masih bersifat perintis nampaknya laku. Dari tujuh lin penerbangan perintis di Provinsi Sum-Ut dan Aceh misalnya, hanya lin Medan (Polonia) - Sibolga (Pinangsori) yang tak menguntungkan. Itu menurut pengakuan Muchlis dari perusahaan Sabang Merauke Air Charter (SMAC) antara lain karena hapusnya operasi pukat harimau. Hal yang sama terjadi antara penerbangan perintis Denpasar-Mataram yang sejak 15 Juni lalu dihibahkan Garuda kepada MNA. Menggunakan pesawat buatan Kanada Twin Otter, penerbangan jarak dekat (25 menit) itu berjumlah delapan kali sehari dengan tarif Rp 8.000 sekali terbang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus