HUBUNGAN dagang Indonesia-Belanda tampaknya akan kembali cerah, kendati segala bentuk bantuan ekonomi dari pemerintah Kerajaan Belanda telah minta dihentikan oleh pihak RI, belum lama berselang. Abaaba peningkatan hubungan itu terlihat pada peresmian Indonesian Trade and Distribution Center (ITDC) oleh Menteri Perdagangan Arifin Siregar dan Gubernur DKI Wiyogo Atmodarminto, Senin pekan ini di Rotterdam. Dalam grand opening ITDC itu hadir para pejabat Kementerian Perdagangan Belanda dan, tentu saja, Wali Kota Rotterdam. Arifin Siregar dan Wiyogo Atmodarminto menjadi dua tokoh kunci untuk ITDC. Seperti diketahui, ITDC adalah produk kerja sama sister city Jakarta-Rotterdam, yang diharapkan menjadi pusat kegiatan para eksportir Indonesia agar bisa menjelajah lebih jauh ke pasar Eropa. "Ini membuktikan, sister city Jakarta-Rotterdam bukan sekadar upacara gunting pita," kata Wiyogo. Kedua lembaga ini memberikan fasilitas kepada para pengusaha swasta Indonesia -- dalam hal ini anggota Kadin Jakarta -- untuk mendirikan ITDC. Bahkan, pemerintah Belanda dan Wali Kota Rotterdam memberikan grant masing-masing 500 ribu gulden. Para pengusaha yang diajak Pemda DKI untuk proyek ITDC ini, pada tahun 1989 membentuk PT Marga Sukses di Jakarta. Kepemilikan perseroan itu masih terbuka bagi para pengusaha lain di luar 20 pengusaha yang merintis ITDC. PT Marga Sukses inilah pemilik tunggal ITDC b.v. -- perseroan yang berbadan hukum (April 1991) di Rotterdam. Syaratnya, mereka bersedia menanam modal minimal Rp 50 juta atau maksimal Rp 200 juta. Menurut Ketua Kadin DKI dan Ketua ITDC, Soekardjo Hardjosoewirjo, pembatasan ini dibuat untuk menghindari monopoli oleh kelompok besar. Tampaknya, ITDC optimistis bisnis jasanya -- seperti pergudangan, ruang pameran, pusat informasi pasar, pengurusan L/C dan tempat transaksi -- akan berkembang pesat. Rotterdam dengan infrastruktur yang sempurna adalah kota pelabuhan terbesar di dunia dan menjadi pusat distribusi barang untuk seluruh Eropa dan sebagian Afrika. "Melalui Rotterdam, kita menambah satu outlet untuk masuk ke pasar Eropa dan dunia," kata Soekardjo. Negara Asia lainnya, yang sudah mendirikan pusat kegiatan dagang di Rotterdam, di antaranya Muangthai, Taiwan, dan Singapura. "ITDC adalah supermarket Indonesia," kata President ITDC Kusumo A. Martoredjo. Kusumo -- di Jakarta menjabat sebagai Presiden Direktur PT Catur Yasa (bisnis konstruksi) -- juga mengatakan bahwa ITDC diharapkan menjadi perpanjangan tangan eksportir Indonesia yang selama ini belum mempunyai kantor perwakilan di Eropa. Bersamaan dengan peresmian ITDC, sudah ada tiga kontainer besar berisi komoditi ekspor yang dipercayakan oleh puluhan pengusaha kepada Marga Sukses (ITDC) untuk digelar di Rotterdam. Isinya, sepatu kulit, sepatu olahraga, sampai sepeda, kosmetik, serta makanan kaleng. Dalam urusan menggaet nasabah, PT Marga Sukses memperoleh dukungan bank-bank pemerintah, seperti Bapindo, BDN, dan BBD. Kusumo Martoredjo optimistis bahwa melalui ITDC ekspor nonmigas kita ke Eropa tahun 1992 ini akan meningkat menjadi US$ 1 milyar lebih. Tahun lalu, ekspor nonmigas Indonesia ke Eropa melalui pelabuhan Belanda adalah US$ 950 juta. Hal itu harus dilakukan karena Pemerintah ingin meningkatkan ekspor nonmigas menjadi 15,6% per tahun. Sehingga pada tahun terakhir Pelita V (1992-1993) nilai ekspor nonmigas dapat mencapai US$ 23,2 milyar. Mohamad Cholid
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini