DALAM waktu dekat pelabuhan ikan Pekalongan tampaknya akan kebanjiran ikan. Soalnya, kapasitas sarana berlabuh dan tempat pelelangan sudah diperluas. Panjang dermaga yang semula 83 meter -- hanya mampu dirapati 14 kapal -- sekarang menjadi 344 meter. Dengan demikian, tiap hari rata-rata 30 kapal dapat dilayani. Tempat pelelangan, yang dulu hanya mampu menampung 150 ton ikan per hari, itu sekarang dapat dipakai untuk melelang 450 ton ikan per hari. Peresmian pemakaian dermaga baru dan berbagai fasilitas itu dilakukan oleh Menteri Pertanian Wardojo, Kamis pekan silam. Diperkirakan, pelabuhan baru itu dalam waktu dekat akan menjadi pelabuhan terbesar dan terpadat di Indonesia. Ikan yang tertampung di sini terdiri dari jenis-jenis yang umum dikonsumsi di dalam negeri, seperti ikan layang, lemuru, banjar, tongkol, dan bentong. Selama ini, dalam setahun rata-rata total penjualan Rp 45,7 milyar. Kepala Pelabuhan Pekalongan, Soewardi Ulunggono, mengatakan bahwa dari retribusi lelang, Pemda memperoleh Rp 3,66 milyar per tahun. Sekarang, perolehan itu tentu menjadi lebih banyak. Peningkatan kapasitas pelabuhan Pekalongan menelan ongkos Rp 6 milyar, yang berasal dari APBN (5%) dan pinjaman Bank Perkembangan Asia (95%) dengan bunga 6% per tahun. Ini merupakan proyek pemerintah pusat. Pengembangannya akan berlanjut ke kawasan industri seluas 32 hektare di sisi pelabuhan. Tanah untuk itu sudah dibebaskan, tinggal menunggu investor yang berminat untuk menanam modal di sana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini