KARENA di lantai II dan IV Gedung Bursa, yang sudah lama melompong, tak lama lagi bakal ramai seperti lantai lain yang sudah dimanfaatkan bursa efek-efek. Kedua lantai gedung di pojok jalan Merdeka Selatan dan Jalan Sabang Jakarta itu, akhir tahun ini, akan menjadi Bursa Komoditi Indonesia. Menteri Perdagangan Rachmat Saleh, pekan lalu, membuka kursus tentang itu kepada sekitar 30 "calon pemain" yang akan bertmdak sebagai pialang-pialang bursa komoditi. Sedangkan PT Kliring & Jaminan Bursa Komoditi, yang akan "mewasiti" permainan di bursa itu, sudah dibentuk 25 Agustus lalu. Bursa Komoditi Indonesia (BKI) didirikan pemerintah sebagai salah satu lembaga penunjang perdagangan komoditi ekspor, sama seperti Bonded Warehouses Indonesia, Export Estate, dan Trading House. Semua jenis komoditi ekspor akan menjadi mata permainan di situ. Tetapi baru komoditi karet yang siap. Karena itu, kursus angkatan pertama, 27 Agustus - 1 September lalu, diberikan kepada 30 peserta dari kalangan pengusaha karet - mulai dari pengusaha perkebunan, pedagang perantara, eksportir, sampai kalangan industri pemakai karet. Bagaimana sistem bursa komoditi Indonesia itu belum jelas benar. Pada pendidikan tersebut diajarkan sistem buyers oriented seperti berlaku di Belanda, quality oriented seperti di Jepang, dan sellers oriented seperti di Malaysia. "Sampai saat ini Bapebti masih mengali sistem yang cocok dengandi Indonesia, sehingga peserta dlmmta membenkan saran serta aspirasinya," kata Paian Nainggolan, ketua Badan Pelaksana Bursa Komoditi Indonesia (Bapebti). Yang sudah jelas, para anggota BKI nantinya dibedakan dalam dua golongan. Anggota biasa, yakni perusahaan-perusahaan berbadan hukum Indonesia, seperti PT dan koperasi, yang mempunyai aset di atas Rp 100 juta, mempunyai reputasi di bidang perniagaan, dan mendapat rekomendasi dari asosiasinya. seperti Gapkindo dan Kadin. Persyaratan keuangan, seperti iuran anggota dan iuran komoditi, masih dirundingkan dan akan ditentukan sesuai dengan kemampuan rata-rata anggota. Sedangkan anggota luar biasa ialah mereka yang hanya boleh menerima pesanan dari luar negeri. Permainan para anggota akan dijamin oleh PT Kliring & Penjamin Bursa Komoditi. "Perseroan dibentuk dengan modal Rp 5 miIyar, seratus persen modal pemerintah (Departemen Keuangan)," kata direktur utama PT Kliring, Cosmas Budiman, bekas direktur Bank Exim dan pernah menjadi wakil Indonesia di Indonesia Overseas Bank, Amsterdam. Perusahaan itu akan bertindak mirip lembaga perbankan, yakni menarik deposito dari anggota serta menjamin bahwa penjual akan menerima uang penjualannya, dan pembeli barang akan menerima pembeliannya sesuai dengan transaksi yang tercatat di PT Kliring. Bisa saja transaksi berjalan di bursa tanpa diketahui PT Kliring, seperti kebobolan di bursa komoditi Kuala Lumpur (Kuala Lumpur Commodities Exchane - KLCE), Maret lalu. Para pedagang kerapa sawit berang, karena perusahaan kliring Kuala Lumpur Commodities Clearing House (KLCCH) menolak menjamin kontrak pembelian nonfisik (future contracts) bernilai sekitar US$ 10,5 juta, yang gagal dipenuhi beberapa pialang di bursa. Tanpa jaminan pengaman (hedger) perusahaan kliring, perdagangan di bursa bisa menyebabkan spekulan-spekulan menjuruskan perdagangan ke harga fiktif. Pada kasus di KLCE itu, harga minyak sawit dalam tempo sebulan melonjak dari U$ 1.000 per ton menjadi M$ 3.000 per ton, sehingga para pengusaha industri minyak sawit mencap bursa itu sebagal kasino. Sampai pekan lalu, KLCCH masih harus mengeluarkan peraturan baru tentang deposito, untuk mengamankan bursa tersebut. Bursa memang tempat beroperasi spekulator. Karena itu, keanggotaan akan diseleksi lewat komite kualifikasi keanggotaan. Sebaliknya, di bursa pula bisa terjadi perdagangan yang tertib, sehingga harga komoditi Indonesia bisa ditentukan berdasarkan pasaran sendiri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini