Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Polri meminta sejumlah perusahaan, baik milik negara maupun swasta menyediakan lahan untuk menanam jagung. Kementan membidik lahan seluas 1,2 juta hektare di 19 provinsi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono mengungkapkan, sejumlah badan usaha milik negara (BUMN) yang diminta menanam jagung, yakni PT Perkebunan Nusantara (Persero) atau PTPN dan Perum Perhutani. Kepada perusahaan sawit swasta, pemerintah memfokuskan lahan-lahan yang masih mengalami peremajaan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Itu kami minta untuk either tanam padi gogo atau tanam jagung,” ujar politikus Partai Gerindra ini kepada Tempo, dikutip Selasa, 4 Februari 2025.
Kementan bersama Polri bekerja sama menanam jagung untuk mewujudkan swasembada pangan. Program ini dimulai serentak pada Selasa, 21 Januari 2025 lalu. Kapolri Listyo Sigit Prabowo kala itu mengklaim telah menanam lebih dari 300 ribu hektare memasuki kuartal I 2025. Ia berharap, target satu juta hektare tercapai pada kuartal keempat.
Penanaman jagung ini melibatkan 19 provinsi, yaitu Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, dan Kalimantan Barat.
Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia Eddy Martono mengatakan setiap perusahaan sawit awalnya ditarget menyediakan 6 juta hektar untuk menanam jagung. Dia menyebut target awal disesuaikan lahan tersedia. “Supaya ini bisa jalan. Ada yang kurang dari 6 hektar atau bahkan ada yang lebih,” kata dia melalui pesan pendek kepada Tempo pada Rabu, 22 Januari 2025.
Sudaryono mengatakan, permintaan pemerintah agar perusahaan sawit menanam jagung tak akan merugikan siapa pun. Sebab, penanaman itu akan menggunakan sistem tumpang sari, yakni penanaman dua atau lebih jenis tanaman di lahan yang sama secara bersamaan.
“Oh iya (perusahaan sawit menyediakan lahan untuk tanam jagung). Kan, toh, tumpang sari kan nggak merugikan apa-apa,” ujar politikus yang juga menjabat Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) ini.
Sudaryono mengatakan, ada banyak perusahaan yang disasar pemerintah agar ikut menyediakan lahan. Menurut dia, permintaan pemerintah kepada perusahaan-perusahaan itu bagus karena akan menambah pendapatan mereka.
“Nungguin sawitnya 5 tahun tumbuh dan berbuah kan lama. Ini tumpang sariin aja, padi gogo atau jagung,” ujar Direktur Eksekutif Koperasi Garudayaksa Nusantara (KGN) Coop ini.
Sudaryono tak mengungkapkan berapa hektare lahan yang telah tersedia untuk ditanami jagung. Ia berujar, program ini baru berjalan satu bulan, sedangkan targetnya banyak.
“Makanya kami pusing. Tapi kami tetap optimistis. Orang bilang kan gini, jangan pesimistis ya, tetap optimistis,” tutur Ketua Dewan Pembina Pedagang Pejuang Indonesia Raya (Papera), organisasi sayap Partai Gerindra ini.
Daniel Ahmad Fajri berkontribusi dalam penulisan artikel ini