Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

MOMEN

4 Januari 2010 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PERBANKAN
Tarik Kartu Magnetik

BANK Indonesia meminta 20 bank menarik kartu kredit magnetik dan menggantinya dengan cip. ”Kalau sampai 60 hari tidak ada perbaikan, izin mengeluarkan kartu kreditnya bisa dicabut,” kata Deputi Direktur Akunting dan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Y.F. Sri Suparni di Jakarta, Rabu pekan lalu. Pengecualian hanya berlaku bagi orang asing yang memegang kartu kredit magnetik terbitan luar negeri.

Menurut Sri Suparni, bank sentral akan menonaktifkan kartu kredit gesek (magnetik) mulai 1 Januari 2010. Hal ini berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/PBI/2009 mengenai penyelenggaraan kegiatan alat pembayaran menggunakan kartu, yang mewajibkan penggunaan kartu kredit berteknologi cip. Country Business Manager Citibank Tigor Siahaan mengatakan permasalahan kartu cip terletak pada merchant. Banyak merchant yang belum siap.

TATA KELOLA PEMERINTAHAN
Larangan Main Golf Bersama

LARANGAN itu datang dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Pejabat Departemen Keuangan dilarang berhubungan dekat dengan bankir, termasuk bermain golf bersama. Ini semua untuk mengantisipasi interaksi yang bisa menimbulkan potensi konflik kepentingan. ”Mainlah dengan kolega (sesama pejabat Departemen Keuangan) saja biar lebih akur,” kata Sri Mulyani pekan lalu.

”Reformasi menuntut perubahan tata kelola agar pengelolaan transparan, da-pat dipertanggungjawabkan, dan efisien,” kata Menteri Keuangan. Karena itu, penentuan bank mitra pemerintah untuk menempatkan kas negara dilakukan melalui tender terbuka. Hal ini berbeda dengan kebijakan masa lalu, saat pejabat bebas memilih bank sesuai dengan keinginan sendiri.

Menurut Sri Mulyani, kebebasan pejabat memilih bank itu membuat mereka sering dilobi bankir agar mau menempatkan dana di banknya. ”Mau tidak mau pasti ada sedikit bingkisan,” katanya. Tapi, jika penentuan bank ini melalui tender, Departemen Keuangan bisa terhindar dari praktek kolusi. Bank juga akan berkompetisi menawarkan jasa terbaiknya.

MINYAK DAN GAS
Bagi Hasil Cepu Belum Cair

BUPATI Blora R.M. Yudhi Sancoyo mengeluhkan soal dana bagi hasil dari eksplorasi minyak di Banyu Urip, Blok Cepu, yang dilakukan PT ExxonMobil Cepu Limited. ”Sampai detik ini, kami belum mendapat pemberitahuan soal pencairan dana bagi hasil,” kata Yudhi pekan lalu. Mereka juga harus mempertanggungjawabkan investasi yang ditanam di proyek Cepu kepada Dewan setempat.

Blok Cepu dimiliki ExxonMobil (Mobil Cepu Limited) dan Pertamina (Pertamina EP Cepu), masing-masing 45 persen. Sisanya milik konsorsium badan usaha daerah, yakni Jawa Tengah 1,09 persen, Jawa Timur (2,24), Blora (2,18), dan Bojonegoro (4,48). Minyak dari lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, dialirkan sebanyak 10 ribu barel per hari ke kilang milik Pertamina dan 6.000 barel ke kilang Tri Wahana Utama.

Direktur Operasi Pertamina EP Cepu Kunto Wibisono menyatakan Pertamina telah membayar dana pembelian minyak itu pada pertengahan Desember lalu. Sesuai dengan peraturan, kata dia, ini akan dibayarkan tiap dua pekan. Kalaupun dana tersebut belum diterima pemerintah daerah, Kunto menyatakan hal itu menjadi tanggung jawab Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral.

BURSA SAHAM
Indeks Mencatat Rekor

AKHIR tahun, Bursa Efek Indonesia mendapat sebuah kado manis. Di tengah sepinya transaksi, indeks harga saham gabungan pada hari terakhir perdagangan ditutup menguat ke level tertinggi sepanjang 2009. Rabu pekan lalu, indeks ditutup pada posisi 2.518,994.

Kenaikan itu, kata analis PT BNI Securities, Maxi Liesyaputra, ditopang penguatan harga komoditas logam, seperti nikel dan timah. Optimisme terhadap ekonomi global dan domestik tahun ini memicu investor memburu bursa pada perdagangan hari terakhir. ”Meski diawali masa sulit, tahun ini (2009) diakhiri memuaskan dengan indeks terbaik di kawasan ASEAN,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani menyambut pencapaian ini.

Sepanjang 2009, indeks mencatat kenaikan yang sangat spektakuler sebesar 1.178,948 poin (86,98 persen) dibanding posisi akhir tahun 2008 di 1.355,408. Nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp 2.007 triliun, melesat dibanding kapitalisasi 2008 sebesar Rp 1.076 triliun. Kenaikan indeks lokal tahun lalu merupakan yang tertinggi di kawasan regional.

Kenaikan Bursa Regional (%)
31 Des 2008-30 Des2009
Indonesia86,98
Cina79,18
India74,17
Thailand63,25
Singapura57,39
Korea Selatan54,39
Hong Kong42,90
Malaysia42,13
London19,20
Jepang19,04

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus