Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Momen

3 November 2008 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perbankan
Penyelamatan Indover Gagal

INDONESISCHE Overzeese Bank NV alias Bank Indover tak bisa diselamatkan. Bank Indonesia gagal melobi kurator Belanda, yang mengurus administrasi bank tersebut, untuk memperpanjang deadline penyelamatan pada 31 Oktober 2008.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Miranda Swaray Goeltom mengatakan, penambahan penyertaan modal tidak dapat dilakukan terhadap anak perusahaan yang dibekukan pengadilan Belanda pada 6 Oktober lalu itu. Sebab, Dewan Perwakilan Rakyat belum secara eksplisit menyetujui penyuntikan dana. Bank sentral mengusulkan bailout senilai Rp 7 triliun (546 juta euro).

Menurut Miranda, DPR memang tidak berkeberatan atas langkah-langkah untuk menyelamatkan Indover. Tapi hal itu harus dipertegas melalui sidang paripurna. "Persoalannya, hingga masa persidangan berakhir pada 30 Oktober 2008, belum ada kesempatan untuk membahas," kata Miranda di Jakarta, Jumat pekan lalu.

Anggota Komisi Keuangan dan Perbankan Dewan Perwakilan Rakyat, Harry Azhar Aziz, membantah DPR tidak memberikan izin penyuntikan dana ke Indover. Dalam rapat dengan Bank Indonesia dua pekan lalu, Dewan mendukung semua upaya penyelamatan Indover. Bank Indonesia, kata dia, terjebak pada formalitas, sehingga tidak bisa mengoptimalkan dukungan politik yang sudah diberikan. n

Anggaran
APBN 2009 Disahkan

DEWAN Perwakilan Rakyat mengesahkan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2009, Kamis pekan lalu. Dalam sidang paripurna itu, hanya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang tak setuju dan menyampaikan nota keberatan.

Dalam anggaran itu ditetapkan asumsi pertumbuhan ekonomi 6 persen, laju inflasi 6,2 persen, nilai tukar rupiah Rp 9.400 per dolar, suku bunga SBI tiga bulan 7,5 persen, harga minyak US$ 80 per barel, dan tingkat produksi minyak 960 ribu barel per hari. Besaran pendapatan mencapai Rp 985,7 triliun dan belanja Rp 1.037,1 triliun. Adapun defisit Rp 51,3 triliun (1 persen) dari PDB.

Perbankan
Kartu Tol Elektronik

PENGGUNAAN kartu pembayaran tol elektronik atawa electronic toll collection diperluas. Bank Mandiri bekerja sama dengan empat operator jalan tol akan menerbitkan kartu elektronik. Badan Pengatur Jalan Tol meminta operator jalan bebas hambatan di Jabodetabek menepati target penggunaan kartu tersebut, awal Januari 2009. Kartu itu bisa digunakan di ruas tol dalam kota, Padalarang-Cileunyi, dan Cikupa-Merak.

Tahap pertama akan diterbitkan 60 ribu kartu, dengan investasi US$ 8 juta untuk perangkat keras dan Rp 15 miliar untuk peralatan lain. Targetnya, penerbitan kartu meningkat menjadi 500 ribu dalam lima tahun ke depan. "Kami juga akan membuka gerai isi ulang di seluruh cabang Bank Mandiri," kata Direktur Utama Bank Mandiri Agus Martowardojo. Selain itu, masih ada 5.000 gerai isi ulang.

Surat Utang
Surat Utang 007 Dihapus

PEMERINTAH, Bank Indonesia, dan Dewan Perwakilan Rakyat akhirnya sepakat menghapus Surat Utang SU007 dengan bunga 1 persen. Selain itu, bunga SU002 dan SU004 akan direstrukturisasi menjadi 0,1 persen. Semula bunga SU002 sebesar 1 persen dan SU004 sebesar 3 persen.

Penghapusan ini, menurut Wakil Ketua Panitia Anggaran DPR Harry Azhar Azis, bisa menghemat belanja APBN 2009 sebesar Rp 538 miliar. Adapun nilai total SU007 mencapai Rp 53,8 triliun, yang terdiri atas hasil indeksasi inflasi Rp 37,9 triliun dan hasil bunga murni Rp 15,9 triliun. Sedangkan restrukturisasi ini akan menghemat belanja APBN 2009 sebesar Rp 1,8 triliun.

Perbankan
Laba Bank Naik

PERBANKAN sedang naik daun. Laba bersih terbesar diraih Bank Rakyat Indonesia senilai Rp 4,3 triliun. Posisi kedua dan ketiga ditempati Bank BCA dan Bank Mandiri dengan laba bersih masing-masing Rp 4 triliun dan Rp 3,96 triliun. Bank Permata dan Bank Bukopin mencatat laba bersih masing-masing Rp 398,9 miliar dan Rp 310,1 miliar.

Kenaikan laba ini secara umum karena perbaikan margin bunga bersih, peningkatan fee based income, dan aktiva produktif. Namun ada juga bank yang laba bersihnya turun. Misalnya Bank Internasional Indonesia dan Bank Negara Indonesia, yang laba bersihnya anjlok masing-masing Rp 329 miliar dan Rp 832 miliar.

Perdagangan
Pelabuhan 'Tikus' Diperketat

PEMERINTAH menutup pelabuhan "tikus" khusus untuk lima komoditas, yakni makanan dan minuman, elektronik, alas kaki, garmen, serta mainan anak. Kebijakan yang berlaku mulai 3 November 2008 itu tertuang dalam Keputusan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, tertanggal 1 November.

Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Departemen Perindustrian, Anshari Bukhari, mengatakan lima komoditas itu hanya diterima dan dibongkar-muat di empat pelabuhan, yakni Jakarta, Surabaya, Semarang, dan Medan serta tiga bandara, yaitu Jakarta, Surabaya, dan Makassar. "Di luar itu, akan dianggap sebagai barang selundupan," kata Anshari di Jakarta, Jumat pekan lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus