Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Naik tanpa kendali

Di beberapa daerah harga semen mengalami kenaikan. PT Semen Gresik melakukan operasi pasar, tampaknya, sekadar untuk mengendalikan harga pada Rp 4.700. pihak produsen tampaknya tidak mau kembali ke HPS.

18 November 1989 | 00.00 WIB

Naik tanpa kendali
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
HARGA semen tinggal landas? Di beberapa daerah, ya. Kendati Pemerintah belum mengubah HPS (harga patokan setempat) yang Rp 4.100 per kantong (a 40 kg), nyatanya harga semen di Tangerang, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Bali, dan Medan, sudah melayang antara Rp 4.300-Rp 5.000. Di Bandung, yang letaknya tak jauh dari pabrik Semen Cibinong dan Indocement, harga semen tak kurang dari Rp 4.425. Benny Gosal, Manajer Pemasaran PT Satria Mandiri, menduga kenaikan terjadi karena permintaan meningkat. Tapi Benny heran juga, lonjakan harga kok justru terjadi di awal musim hujan, saat pekerjaan proyek biasanya tertunda. Namun, ia berani meramalkan, harga semen masih akan terus naik. "Saya dengar mulai Senin 13 November, harga bakal naik lagi sampai Rp 4.625," kata distributor semen Kujang untuk wilayah Bandung dan sekitarnya. Di Medan lain lagi. Seorang pejabat dari distributor semen terbesar di sana mengatakan, perusahaannya masih mengikuti HPS, Rp 4.100 per zak. "Kalaupun naik, paling hanya Rp 50," kata pejabat tadi. Tapi Malik Marpaung, manajer perusahaan kontraktor PT Mercu Nusantara di Medan, membantah kenaikan yang cuma Rp 50 itu. "Harga rata-rata sudah Rp 4.300, kok. Kalau kita pesan banyak dan dalam waktu singkat, malah dikasih harga Rp 4.600," tambah Malik. Di Surabaya, harga sempat terbang sampai Rp 5.000. Menurut beberapa toko pengecer, rekor tersebut terjadi pada bulan Oktober lalu. Rupanya, ada kesengajaan dari pihak produsen untuk mengurangi pasar. Satu distributor di Surabaya mengakui biasanya menerima 6.000 zak, tapi Oktober lalu hanya dijatah 4.000 zak. Di kawasan Perumnas Tangerang, Jawa Barat, permintaan semen cukup tinggi. Tak heran jika harga di sana melejit sampai Rp 4.800. "Pemerintah kabarnya telah setuju harga semen dinaikkan, tapi pelan-pelan. Kami dengar, HPS nantinya akan menjadi Rp 5.300," kata seorang pemilik toko bangunan di Perumnas Tangerang. Apa kata Pemerintah? "Harga masih terkendali kok," ujar Menteri Muda Perdagangan, Soedrajad Djiwandono. Pada awal November ini, beberapa pabrik memang sudah melakukan MO (operasi pasar), antara lain PT Semen Gresik di Surabaya. "Kalau tidak ada operasi pasar, harga pasti akan naik lebih hebat," kata seorang pejabat dari Badan Koordinasi Distributor Semen Gresik. Hanya saja operasi pasar oleh Semen Gresik, tampaknya, sekadar untuk mengendalikan harga pada Rp 4.600 per zak. Ada kesan kuat bahwa pabrik tak ingin kembali ke HPS. Menurut seorang eksekutif sebuah pabrik semen swasta, HPS yang wajar sekarang ini adalah sekitar Rp 4.700. "Idealnya, harga semen di Indonesia minimal sama dengan Malaysia, US$ 65 per ton," katanya. Ia membandingkan dengan harga semen di Singapura yang US$ 120 per ton, hampir dua kali lipat lebih mahal. Sedangkan di Indonesia, masih Rp 105.000 atau sekitar US$ 58 per ton. Menurut pengusaha itu, jika Pemerintah mau mengendalikan harga semen, mestinya Pemerintah juga memberikan fasilitas kepada industri semen swasta. Pabrik semen pemerintah bisa mendapatkan kredit investasi yang murah, pembelian mesinnya juga dijamin Bank Indonesia. Sedangkan industri swasta, kalau pinjam dari bank pemerintah kena bunga komersial sekitar 18%. "Jika harga terus dikendalikan Pemerintah, swasta tentu tak akan melakukan investasi baru. Permintaan semen akan meningkat, sehingga suatu waktu kita bisa impor semen," katanya. Pemerintah agaknya lebih suka mengendalikan harga ketimbang membiarkan dipermainkan oleh pasar. Ini justru berbahaya. "Kita tak ingin harga naik terkendali, atau sebaliknya turun tak terkendali. Ini akan merugikan berbagai pihak," kata Soedrajad Djiwandono. MW, Sidartha Pratidina, Jalil Hakim, Ida Farida, Irwan E. Siregar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus