Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Negosiasi Tarif Trump, Ini Tawaran Prabowo

Presiden Prabowo Subianto memilih jalur negosiasi terkait penerapan tarif Trump. Apa saja tawaran Prabowo?

9 April 2025 | 16.56 WIB

Presiden Prabowo Subianto menggelar Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden RI di Menara Mandiri, Senayan, Jakarta, 8 April 2025. Kegiatan bertema  Memperkuat Daya Tahan Ekonomi Indonesia di Tengah Gelombang Perang Tarif Perdagangan ini dihadiri jajaran menteri, Dewan Ekonomi Nasional, BI, OJK LPS dan pelaku ekonomi nasional. Tempo/Imam Sukamto
Perbesar
Presiden Prabowo Subianto menggelar Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden RI di Menara Mandiri, Senayan, Jakarta, 8 April 2025. Kegiatan bertema Memperkuat Daya Tahan Ekonomi Indonesia di Tengah Gelombang Perang Tarif Perdagangan ini dihadiri jajaran menteri, Dewan Ekonomi Nasional, BI, OJK LPS dan pelaku ekonomi nasional. Tempo/Imam Sukamto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan pemerintah tengah mengkaji paket kebijakan untuk ditawarkan kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Dia mengatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto memilih jalur negosiasi dibandingkan langkah tarif balasan atau retaliasi atas tarif impor Trump.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Arahan Bapak Presiden untuk merespons ini dalam beberapa kali pembicaraan dan bahkan dalam rapat, Indonesia memilih jalur negosiasi, karena Amerika merupakan mitra strategis,” kata Airlangga dalam Sarasehan Ekonomi di Jakarta, Selasa, 8 April 2025, seperti dilihat dari akun YouTube Sekretariat Presiden (Setpres). Lantas, apa saja poin-poin strategi pemerintah? 

  1. Peningkatan Volume Produk Impor dari AS

Airlangga mengatakan pemerintah Indonesia membuka peluang untuk memperbesar volume sejumlah komoditas impor dari Amerika Serikat dalam rangka mencapai keseimbangan neraca perdagangan. Dia menyebut, sebagaimana arahan Prabowo, Indonesia akan meningkatkan volume impor terutama dari produk-produk agrikultur. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Produk agriculture yang kita tidak punya, seperti soya bean dan wheat dari negara penghasil agriculture, yang kebetulan daerah ini adalah daerah konstituennya Republican. Nah, kemudian juga pembelian daripada engineering product,” ucap Airlangga. 

Dia mengaku juga sudah berdiskusi dengan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengenai rencana pembelian elpiji atau liquid petroleum gas (LPG) dan gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) dari Amerika Serikat. Dia pun memastikan rencana peningkatan impor tersebut tidak menambah beban keuangan negara. 

“Ini tidak menambah, tetapi realokasi pembelian, switch. Jadi, tidak mengganggu APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara),” ujar Airlangga. 

  1. Pemberian Insentif Fiskal dan Nonfiskal

Kemudian, dia menuturkan bahwa pemerintah juga ingin menawarkan pemberian insentif fiskal dan nonfiskal kepada Trump, berupa keringanan bea masuk dan untuk sejumlah pungutan perpajakan. Menurut dia, pihak Kedutaan Indonesia sudah berbicara kepada Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR). 

“Agar impor dari Amerika bisa masuk dan daya saing ekspor kita meningkat. Kami laporkan, surat Indonesia sudah dikirim dan sudah diterima oleh Amerika melalui Duta Besar Indonesia,” kata Airlangga. 

  1. Relaksasi TKDN

Selain itu, dia menyampaikan pemerintah mempertimbangkan untuk melakukan deregulasi Non-Tariff Measures (NTMs) melalui relaksasi tingkat komponen dalam negeri (TKDN) terhadap sektor teknologi informasi dan komunikasi (ICT). Dia juga menambahkan bahwa negosiasi yang ditawarkan Indonesia termasuk percepatan sertifikasi halal dan evaluasi larangan terbatas (lartas). 

“Sebetulnya Amerika juga memberikan keleluasaan untuk free trade zone. Jadi ini juga menjadi bahan kita untuk bernegosiasi, karena mereka akan investasi data center, baik Oracle, Microsoft, maupun terkait dengan trade,” ucap Airlangga. 

Untuk diketahui, pemerintah Indonesia akan mengirim tiga menteri Kabinet Merah Putih untuk menegosiasikan tarif Trump kepada otoritas AS. Para menteri tersebut Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, dan Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus