Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Neraca Perdagangan Indonesia-Cina 2024 Defisit Hingga Rp 163 Triliun

Neraca perdagangan Indonesia-Cina tercatat mengalami defisit hingga US$ 10 Miliar pada tahun lalu. Padahal pada 2023 sempat alami surplus

18 Maret 2025 | 07.42 WIB

Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) Akbar Buchari dalam acara seminar Road To CAEXPO UMKM Bisa Ekpor Ke China di Kementerian Perdagangan, Jakarta, 17 Februari 2025. Tempo/Dede Leni Mardianti.
material-symbols:fullscreenPerbesar
Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) Akbar Buchari dalam acara seminar Road To CAEXPO UMKM Bisa Ekpor Ke China di Kementerian Perdagangan, Jakarta, 17 Februari 2025. Tempo/Dede Leni Mardianti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -Neraca perdagangan Indonesia-Cina tercatat mengalami defisit hingga US$ 10 Miliar atau setara dengan Rp 163 triliun (Dengan kurs Rp16.400 per dolar AS) pada tahun lalu. Ketua Umum Badan Pengurus Pusat himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) Akbar Buchari mengatakan angka ini turun cukup signifikan setelah sempat surplus di 2023. “Ini menjadi momentum untuk bisa memberikan surplus, seperti perdagangan seperti tahun sebelumnya kita surplus di satu sekian miliar dollar,” kata Akbar saat membuka seminar Road To CAEXPO UMKM Bisa Ekspor Ke Cina di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin, 17 Maret 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Padahal, kata Akbar, Cina merupakan salah satu mitra dagang terbesar Indonesia selama beberapa tahun belakangan. Nilai perdagangan bilateral antara keduanya mencapai lebih dari US$ 100 miliar per tahun. Selain itu, menurut Akbar permintaan Cina terhadap produk-produk Indonesia juga cukup tinggi. Terutama untuk produk makanan, minuman, tekstile dan produk berbasis kelapa sawit lainnya. “Ditambah dengan populasi lebih dari 1,4 miliar jiwa dan pertumbuhan ekonomi yang stabil, Cina sebetulnya menawarkan pasar luas bagi produk-produk Indonesia,” kata dia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Oleh sebab itu, Akbar berharap dengan mengikuti Cina-Asian Expo yang akan digelar pada September mendatang, eskpor indonesia bisa meningkat hingga 7 persen. Untuk itu, ujar dia, HIPMI dan Kementerian Perdagangan akan menggelar business matching secara berkala untuk memastikan para pemilik Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang mengikuti expo memiliki kualitas yang bersaing.

Dia menjelaskan, bussines matching adalah penjajakan antara calon eksportir dan importir. Dirinya akan mempertemukan pemilik produk dengan calon pembeli terlebih dahulu, sehingga saat berangkat ke Cina untuk pameran nanti UMKM Indonesia sudah memiliki pangsa pasar tersendiri. “ Kami berharap dengan sinergitas antara kementerian, perdagangan, dan juga pelaku usaha di seluruh Indonesia ini bisa memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi yang akan kita capai sesuai dengan canangan pemerintah pusat yang ini 8 persen di masa-masa yang akan datang,” kata Akbar

Sementara itu, dalam acara yang sama, Menteri Perdagangan Budi Santoso mengatakan defisit yang dialami Indonesia merupakan sesuatu yang sangat wajar. Menurut dia, hal itu disebabkan karena komoditas ekspor Indonesia kurang bervariasi dan kualitas yang tidak konsisten. “Nah ini tren yang menurun ya karena produknya yang ditawarkan itu saja. Produk-produk yang ditawarkan UMKM tidak banyak berubah,” kata Budi.

Dengan demikian, Budi menargetkan di tahun ini jenis komoditas eskpor semakin banyak. Ditambah dengan mengadakan pelatihan dan bimbingan, Budi meyakini neraca perdagangan Indonesia-Cina akan kembali surplus seiring dengan meningkatnya kualitas produk yang ditawarkan. “Menurun tapi kedepannya juga akan naik, kalau sudah terjadi repeat order,” tuturnya. “Maka nanti tinggal teman-teman dari UMKM ini konsisten dengan produknya. Jangan sampai buyer yang sudah membeli hanya membeli sekali. Harus membeli beberapa kali,” kata Budi di hadapan puluhan pengusaha UMKM.  

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus