Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan mencatat nilai ekspor udang Indonesia di pasar global periode Januari-Juni 2024, menurun USD 0,76 miliar atau 13,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kemudian volume ekspornya untuk Januari hingga Juni itu ada 98,51 ribu ton atau -10,8 persen year on year-nya kontraksi 10,8 persen," kata Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk, Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP Budi Sulistyo, di Gedung Mina Bahari IV KKP, Gambir, Jakarta Pusat, Senin, 2 September 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adapun nilai ekspor udang pada periode serupa 2023, yakni USD 760 juta atau sekitar Rp 11,8 triliun. Sementara tren nilai ekspor sepanjang 2018-2024 turun 0,7 persen.
Adapun negara tujuan ekspor udang Indonesia ke pasar dunia, Amerika Serikat berada di peringkat teratas, diikuti Jepang, Tiongkok, Uni Eropa, dan ASEAN. Nilai ekspor ke Amerika pada Januari-Juni 2024 senilai USD 447,29 juta.
Penurunan ekspor terjadi di pasar Amerika Serikat sebesar 15,8 persen dengan volume ekspor 62,17 ribu ton, yang merupakan pasar utama udang Indonesia dengan nilai share 63,1 persen dari total ekspor udang Indonesia. "Kalau kita lihat dari perkembangannya mengalami penurunan 15,8 persen," ujar Budi.
Sementara nilai ekspor udang Indonesia ke Jepang menurun -8,3 persen; Tiongkok menurun -24,4 persen; Uni Eropa menurun 2,1 persen; dan ekspor udang ke ASEAN mengalami penurunan -29,3 persen. KKP mencatat ekspor udang Indonesia ke dunia masih didominasi bentuk beku 63,7 persen, dan selebihnya diawetkan 31,9 persen, dan segar-dingin 4,4 persen.