Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) Rokhmin Dahuri mengatakan ada tiga juta hektar wilayah pesisir di Indonesia yang potensial untuk dibuka jadi tambak udang. Bila seperempat dari luas lahan tersebut digarap jadi tambak, Indonesia akan jadi eksportir udang nomor satu di dunia. "Setahun saja ada 100 ribu hektar tambak baru, maka itu bisa menyumbang dua persen pertumbuhan ekonomi secara nasional," kata Rokhmin Dahuri saat audiensi bersama Komisi IV DPR, Senin 24 Juni 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rokhmin mengatakan saat ini luas areal tambak udang di Indonesia sekitar 344.759. Luas itu baru mencakup 39,78 persen dari potensi lahan yang tersedia, yakni seluas 866.550 hektar yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan luas tersebut, Indonesia hanya bertengger di posisi kelima dengan produksi 550 ribu ton per tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia menambahkan, saat ini 40 persen ekspor hasil laut Indonesia berasal dari komoditas udang. Adapun 85 persen udang yang diekspor berasal dari tambak budidaya. Sehingga, kata dia, dengan memperluas lahan tambak bisa mendorong pengentasan angka kemiskinan di masyarakat pesisir.
Kemudian, jelas Rokhmin, 40 persen ekspor hasil laut dan perikanan berasal dari komoditas udang. Lalu 85 persen total produksi udang berasal dari budidaya tambak. "Budidaya tambak udang ini banyak menyerap tenaga kerja dan hampir semua terdapat di wilayah pesisir-pedesaan," katanya.
Rokhmin mengatakan pemerintah mesti mendorong percepatan usaha tambak udang. Dia menilai usaha tambak udang akan mengurangi angka pengangguran di wilayah pesisir. "Satu tambak udang membutuhkan empat tenaga kerja," ujarnya
Menurut Rokhmin selama ini tambak udang seringkali dinilai sebagai penyebab rusaknya lingkungan. Ia mencontohkan dengan apa yang terjadi di Kepulauan Karimunjawa, Jawa Tengah. "Ini akan bisa tercapai kalau kami ini tidak diganggu dengan narasi-narasi semodel Greenpeace dan LSM lainnya yang seolah-olah kita mencemari," kata dia.